Dinas Kesehatan Kota Sibolga menggelar publikasi stunting tahun 2023, di Gedung Nasional Kota Sibolga dalam upaya percepatan penurunan angka stunting di daerah itu.

Sekda Sibolga, M. Yusuf Batubara, Jumat(15/12), mengatakan, kali ini adalah tahun kedua semenjak Kota Sibolga ditetapkan sebagai fokus prioritas perluasan penanganan stunting nasional. 

Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 menunjukkan 25,8% balita di Kota Sibolga mengalami stunting.

Lanjutnya, berdasarkan data survei yang sama pada tahun 2022 terjadi penurunan pravalensi stunting menjadi 14,5%, hal tersebut tentunya terjadi karena kerja keras seluruh sektor, dalam mengintervensi stunting sehingga hasilnya bisa dicapai.

"Saya berharap kerja keras terus dilanjutkan, sehingga stunting di Kota Sibolga tahun 2023 dapat semakin diturunkan bahkan dieliminasi. Untuk mencapai Kota Sibolga yang bebas dari stunting, maka diperlukan peran dari semua unsur, baik Forkopimda, Pemerintah, Akademisi, Badan/pelaku usaha, komunitas dan media massa, sehingga harapan kita mewujudkan SDM yang berkualitas di Kota Sibolga dapat tercapai." ungkapnya.

Di kesempatan tersebut, Kepala Bappeda Kota Sibolga Juneidi Tanjung menyampaikan, tujuan kegiatan untuk mengetahui gambaran prevalensi stunting di Kota Sibolga Tahun 2023, mengetahui dan mengevaluasi hasil prevalensi stunting Kota Sibolga Tahun 2023 dan untuk mengetahui evaluasi hasil intervensi spesifik percepatan dan penurunan stunting di kota Sibolga Tahun 2023.

" Kita juga akan mengevaluasi faktor determinan (Berpengaruh) balita stunting di Kota Sibolga Tahun 2023. Jumlah peserta undangan sebanyak 103 orang. Metode yang digunakan pada pertemuan adalah paparan. Saya berharap dengan adanya kegiatan ini Tahun depan stunting dapat berkurang di Kota Sibolga," pungkasnya.
 

Pewarta: Tamy Arfandhi Sianturi

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023