Mohon maaf yang sebesar-besarnya untuk para atlet dan penggemar cabang olahraga lain, karena harus diakui bahwa sepakbola memang menjadi cabang olahraga paling seksi di pentas pesta olahraga multievent seperti SEA Games 2023 di Kamboja.
Dari sisi sumbangsih ke klasemen pengumpulan medali, sebenarnya cabang olahraga ini sangat tidak signifikan, bahkan mungkin bisa diabaikan. Hanya dua keping medali emas yang diperebutkan dari cabang olahraga yang menurut catatan sejarah sudah sejak abad ke-2 pada era Dinasti Han di Tiongkok itu. Dari dua medali emas tersebut hanya satu yang benar-benar menjadi sorotan dan paling bergengsi, yaitu sepakbola putra.
Entah mengapa sepakbola menjadi cabang olahraga paling mengundang perhatian. Tentu banyak alasan yang bisa dikemukakan dan itu pasti panjang dan bisa diperdebatkan. Namun, yang pasti di SEA Games Kamboja (dan SEA Games-Sea Games sebelumnya), cabang sepakbola benar-benar diistemewakan.
Sepakbola menjadi cabang olahraga yang pertama dipertandingkan, yakni pada 28 April atau empat hari sebelum acara pembukaan SEA Games Kamboja pada 2 Mei. Sepakbola juga yang menjadi cabang olahraga terakhir yang dipertandingkan.
Bayangkan, dalam waktu 18 hari hanya memperebutkan dua medali emas. Ini sebenarnya sangat buang-buang waktu jika dinilai dari efisiensi perburuan medali demi klasemen.
Masalahnya tentu bukan di situ, karena tanpa dikomando, semua orang seakan-akan sepakat bahwa meraih medali emas sepakbola putra, sensasinya sama dengan menjadi juara umum.
Kontingen Indonesia yang sejak beberapa edisi SEA Games sulit menembus dominasi Thailand dan Vietnam untuk menjadi juara umum, di SEA Games Kamboja ini memiliki kesempatan untuk merasakan sensasi juara tersebut, setelah memastikan tampil di final sepak bola putra melalui perjalanan menuju final yang membanggakan.
Timnas sepak bola Indonesia yang dilatih Indra Sjafri lolos ke babak final seusai mengalahkan Vietnam dengan skor 3-2 di babak semi final yang berlangsung di Olympic Stadium, Phnom Penh, Kamboja, pada Sabtu (13/5). Sebelumnya di babak penyisihan grup, Pratama Arhan dan kawan-kawan, dengan gagah meraih poin maksimal lewat kemenangan meyakinkan atas Filipina, Myanmar, Timor Leste, dan tuan rumah Kamboja.
Dalam laga pemuncak, pasukan Indra Sjafri akan melawan Thailand yang menjadi raja di cabang olahraga sepak bola sepanjang penyelenggaraan SEA Games. Tim Negeri Gajah Putih ini tercatat 16 kali merebut medali emas sepak bola, sedangkan Indonesia baru dua kali, yakni pada SEA Games 1987 di Jakarta dan SEA Games Manila, Filipina, pada 1991.
Masih tersisa 62 emas
Hingga sehari menjelang penutupan pada Rabu (17/5), tercatat masih ada 62 medali emas yang diperebutkan. Dari jumlah tersebut, Kontingen Indonesia masih memiliki kesempatan untuk menambah pundi-pundi medali demi mengokohkan diri di posisi ketiga klasemen di bawah Vietnam dan Thailand. Dengan masih banyaknya jumlah medali yang diperebutkan, posisi ketiga Indonesia pun belum aman dari kejaran tuan rumah Kamboja. Hingga selesai pertandingan Senin (15/5), medali emas yang dikumpulkan para atlet Indonesia sebanyak 76 ditambah 66 medali perak dan 94 medali perunggu, sedangkan Kamboja sudah mendulang 71 medali emas, 68 medali perak, dan 113 medali perunggu. Berarti Indonesia hanya berselisih 5 medali emas dari Kamboja dan ini perlu diwaspadai mengingat tuan rumah memiliki potensi meraih emas dari cabang-cabang yang dipertandingkan di hari terakhir menjelang penutupan ini, seperti di cabang Tradisional Boat Race (TBR), cabang Gulat, dan Cabang Kick Boxing.
Cabang Kick Boxing menyediakan medali emas paling banyak di hari terakhir menjelang penutupan, yakni 11 medali emas. Gulat juga masih menyediakan 10 medali emas. Tradisional Boat Race masih menyisakan 4 medali emas di jarak 800 meter.
Cabang-cabang lain yang juga masih menyediakan medali emas adalah Bulutangkis nomor perorangan (5), Angkat Besi (3), Kriket (2), Dance Sports (2), Anggar (2), Floor Ball (2), Bola basket (1), Hoki(1), Tenis Meja (2), Jetski (5), Judo (1),Sepak Takraw (2), Bola Voli (2), dan Sepak Bola (2).
Kontingen Indonesia sudah dipastikan mendapat dua medali emas dari cabang bulu tangkis setelah terjadi all Indonesia final di nomor tunggal antara Christian Adinata melawan Chico Aura Dwi Wardoyo, serta di nomor ganda putri antara pasangan Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahya Pratiwi melawan Meilysa Trias Puspitasari/Rachel Allessya Rose. Kini Indonesia tinggal berjuang merebut dua medali emas cabang bulutangkis perorangan melalui Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati di nomor ganda campuran dan Pramudya Kusumawardana/Yeremia Rambitan di ganda putra.
Cabang-cabang lain yang juga berpotensi menjadi sumber tambang emas Indonesia adalah Angkat Besi melalui Nurul Aklmal di kelas di atas 71 kg putri, bola voli melalui nomor voli pantai putra, Jetski dengan mengandalkan kakak beradik Aqsa Sutan Anwar dan Aero Sutan Azwar, Sepak Takraw melalui Saiful Rizal dkk. di nomor quadran putra, Dance Spors melalui Muhamad Farhan Putranto, dan kejutan-kejutan manis dari cabang-cabang lain seperti Tradisional Boat Race, Kick Boxing, dan Gulat.
Perburuan medali memang masih berlangsung sengit hingga sehari menjelang penutupan, namun perebutan medali emas cabang sepak bola putra tentu saja tetap menjadi magnet utama khalayak, terutama para penggemar olahraga di Indonesia dan Thailand yang akan tampil di final.
Kontingen Indonesia yang sudah jauh melewati batas psikologis perolehan medali emas di angka 69 (jumlah medali emas yang dkumpulkan kontingen Indonesia di SEA Games edisi sebelumnya di Hanoi}, memiliki kesempatan untuk mengakhiri perburuan medali dengan klimaks yang sempurna melalui cabang sepakbola.
Tanpa mengesampingkan perjuangan atlet-atlet di cabang olahraga lain, klimaks emas yang disumbangkan pasukan Indra Sjafri di Olympic Stadium, Phnom Penh, Kamboja, akan menjadi kenangan terindah yang dipetik dari SEA Games ke-32 Kamboja.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023
Dari sisi sumbangsih ke klasemen pengumpulan medali, sebenarnya cabang olahraga ini sangat tidak signifikan, bahkan mungkin bisa diabaikan. Hanya dua keping medali emas yang diperebutkan dari cabang olahraga yang menurut catatan sejarah sudah sejak abad ke-2 pada era Dinasti Han di Tiongkok itu. Dari dua medali emas tersebut hanya satu yang benar-benar menjadi sorotan dan paling bergengsi, yaitu sepakbola putra.
Entah mengapa sepakbola menjadi cabang olahraga paling mengundang perhatian. Tentu banyak alasan yang bisa dikemukakan dan itu pasti panjang dan bisa diperdebatkan. Namun, yang pasti di SEA Games Kamboja (dan SEA Games-Sea Games sebelumnya), cabang sepakbola benar-benar diistemewakan.
Sepakbola menjadi cabang olahraga yang pertama dipertandingkan, yakni pada 28 April atau empat hari sebelum acara pembukaan SEA Games Kamboja pada 2 Mei. Sepakbola juga yang menjadi cabang olahraga terakhir yang dipertandingkan.
Bayangkan, dalam waktu 18 hari hanya memperebutkan dua medali emas. Ini sebenarnya sangat buang-buang waktu jika dinilai dari efisiensi perburuan medali demi klasemen.
Masalahnya tentu bukan di situ, karena tanpa dikomando, semua orang seakan-akan sepakat bahwa meraih medali emas sepakbola putra, sensasinya sama dengan menjadi juara umum.
Kontingen Indonesia yang sejak beberapa edisi SEA Games sulit menembus dominasi Thailand dan Vietnam untuk menjadi juara umum, di SEA Games Kamboja ini memiliki kesempatan untuk merasakan sensasi juara tersebut, setelah memastikan tampil di final sepak bola putra melalui perjalanan menuju final yang membanggakan.
Timnas sepak bola Indonesia yang dilatih Indra Sjafri lolos ke babak final seusai mengalahkan Vietnam dengan skor 3-2 di babak semi final yang berlangsung di Olympic Stadium, Phnom Penh, Kamboja, pada Sabtu (13/5). Sebelumnya di babak penyisihan grup, Pratama Arhan dan kawan-kawan, dengan gagah meraih poin maksimal lewat kemenangan meyakinkan atas Filipina, Myanmar, Timor Leste, dan tuan rumah Kamboja.
Dalam laga pemuncak, pasukan Indra Sjafri akan melawan Thailand yang menjadi raja di cabang olahraga sepak bola sepanjang penyelenggaraan SEA Games. Tim Negeri Gajah Putih ini tercatat 16 kali merebut medali emas sepak bola, sedangkan Indonesia baru dua kali, yakni pada SEA Games 1987 di Jakarta dan SEA Games Manila, Filipina, pada 1991.
Masih tersisa 62 emas
Hingga sehari menjelang penutupan pada Rabu (17/5), tercatat masih ada 62 medali emas yang diperebutkan. Dari jumlah tersebut, Kontingen Indonesia masih memiliki kesempatan untuk menambah pundi-pundi medali demi mengokohkan diri di posisi ketiga klasemen di bawah Vietnam dan Thailand. Dengan masih banyaknya jumlah medali yang diperebutkan, posisi ketiga Indonesia pun belum aman dari kejaran tuan rumah Kamboja. Hingga selesai pertandingan Senin (15/5), medali emas yang dikumpulkan para atlet Indonesia sebanyak 76 ditambah 66 medali perak dan 94 medali perunggu, sedangkan Kamboja sudah mendulang 71 medali emas, 68 medali perak, dan 113 medali perunggu. Berarti Indonesia hanya berselisih 5 medali emas dari Kamboja dan ini perlu diwaspadai mengingat tuan rumah memiliki potensi meraih emas dari cabang-cabang yang dipertandingkan di hari terakhir menjelang penutupan ini, seperti di cabang Tradisional Boat Race (TBR), cabang Gulat, dan Cabang Kick Boxing.
Cabang Kick Boxing menyediakan medali emas paling banyak di hari terakhir menjelang penutupan, yakni 11 medali emas. Gulat juga masih menyediakan 10 medali emas. Tradisional Boat Race masih menyisakan 4 medali emas di jarak 800 meter.
Cabang-cabang lain yang juga masih menyediakan medali emas adalah Bulutangkis nomor perorangan (5), Angkat Besi (3), Kriket (2), Dance Sports (2), Anggar (2), Floor Ball (2), Bola basket (1), Hoki(1), Tenis Meja (2), Jetski (5), Judo (1),Sepak Takraw (2), Bola Voli (2), dan Sepak Bola (2).
Kontingen Indonesia sudah dipastikan mendapat dua medali emas dari cabang bulu tangkis setelah terjadi all Indonesia final di nomor tunggal antara Christian Adinata melawan Chico Aura Dwi Wardoyo, serta di nomor ganda putri antara pasangan Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahya Pratiwi melawan Meilysa Trias Puspitasari/Rachel Allessya Rose. Kini Indonesia tinggal berjuang merebut dua medali emas cabang bulutangkis perorangan melalui Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati di nomor ganda campuran dan Pramudya Kusumawardana/Yeremia Rambitan di ganda putra.
Cabang-cabang lain yang juga berpotensi menjadi sumber tambang emas Indonesia adalah Angkat Besi melalui Nurul Aklmal di kelas di atas 71 kg putri, bola voli melalui nomor voli pantai putra, Jetski dengan mengandalkan kakak beradik Aqsa Sutan Anwar dan Aero Sutan Azwar, Sepak Takraw melalui Saiful Rizal dkk. di nomor quadran putra, Dance Spors melalui Muhamad Farhan Putranto, dan kejutan-kejutan manis dari cabang-cabang lain seperti Tradisional Boat Race, Kick Boxing, dan Gulat.
Perburuan medali memang masih berlangsung sengit hingga sehari menjelang penutupan, namun perebutan medali emas cabang sepak bola putra tentu saja tetap menjadi magnet utama khalayak, terutama para penggemar olahraga di Indonesia dan Thailand yang akan tampil di final.
Kontingen Indonesia yang sudah jauh melewati batas psikologis perolehan medali emas di angka 69 (jumlah medali emas yang dkumpulkan kontingen Indonesia di SEA Games edisi sebelumnya di Hanoi}, memiliki kesempatan untuk mengakhiri perburuan medali dengan klimaks yang sempurna melalui cabang sepakbola.
Tanpa mengesampingkan perjuangan atlet-atlet di cabang olahraga lain, klimaks emas yang disumbangkan pasukan Indra Sjafri di Olympic Stadium, Phnom Penh, Kamboja, akan menjadi kenangan terindah yang dipetik dari SEA Games ke-32 Kamboja.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023