Berawal dari kritikan, tapi berakhir dengan pujian. Mungkin kata itu yang pantas disematkan dalam aksi unjuk rasa puluhan massa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Medan di depan Balai Kota Medan, Kamis (30/3) siang. 

Meski cuaca sangat terik, namun tidak mengurungkan semangat mereka menyampaikan aspirasi. Dengan suara menggelegar, mereka secara bergantian mengkritisi program kerja Wali kota Medan Bobby Nasution.

Mulai dari lima program prioritas, penanganan stunting (kekerdilan) hingga lampu jalan. Bahkan, sejumlah massa sempat emosi dengan menggoyang pagar Balai Kota Medan berulangkali sehingga rusak dan sulit dibuka. 

Tapi aksi para mahasiswa dihadapi Wali Kota Medan Bobby Nasution dengan tenang. Satu persatu kritikan disampaikan, dijawab orang nomor satu di Pemkot Medan tersebut. 

Sedikit demi sedikit emosi para mahasiswa menurun. Setelah mendengar penjelasan yang disampaikan Bobby, para mahasiswa menyadari apa yang mereka tudingkan itu tidak tepat.

Di antaranya program stunting Pemkot Medan, mahasiswa menuding seorang bayi mengalami mal praktek sehingga ayah bayi melaporkan ke Polda Sumut.

Selain itu, para mahasiswa menilai penanganan stunting yang telah dilakukan tidak berhasil, karena tidak ada penurunan yang signifikan.

Wali kota mengaku Pemkot Medan mendukung langkah yang dilakukan orang tua si bayi. Tapi Bobby minta dijelaskan apa program stunting, sehingga terjadi mal praktek. Namun tak satu pun dari para mahasiswa bisa menjelaskannya.
 
Wali Kota Medan Bobby Nasution (kedua kiri) tersenyum ketika menerima massa HMI Cabang Medan di pagar Balai Kota Medan, Kamis (30/3/2023). (ANTARA/HO-Diskominfo Kota Medan)


Terkait tudingan yang mengatakan penanganan stunting tidak ada penurunan, Bobby menyebut, sejak awal kepemimpinan beliau angka stunting di Kota Medan sebanyak 550 balita. 

setelah dilakukan penanganan, termasuk bapak asuh membantu anak yang terkena stunting, angka stunting mengalami penurunan menjadi 364 balita, dan terakhir menjadi 359 anak.

Lalu persoalan banjir yang menjadi salah satu program prioritas, Bobby menjelaskan, bahwa Pemkot Medan telah berupaya mengatasi banjir melalui perangkat daerah terkait. 

Seperti banjir yang kerap terjadi di kawasan Perumahan Tasbi II, jelasnya, Pemkot Medan hingga kini tidak dapat melakukan penanganan karena developer belum menyerahkan asetnya prasarana, sarana dan utilitas (PSU).

"Bahkan, persoalan itu sudah kami sampaikan kepada KPK. Tapi sampai saat ini belum diserahkan sehingga Pemko Medan tidak bisa berbuat apa-apa," terangnya. 

Suami Ketua TP PKK Kota Medan Kahiyang Ayu selanjutnya menjelaskan kritik soal lampu pocong, pihaknya sudah menemukan solusi termasuk permintaan agar BPK melakukan pemeriksaan.

"Karena pengerjaan masih 50 persen, maka BPK belum bisa masuk. Saya minta Inspektorat Kota Medan untuk melakukan pemeriksaan apakah pengerjaan lampu jalan itu ada penyelewengan," tegasnya.

Para mahasiswa diawal aksi begitu terlihat bersemangat dan sempat beringas, tapi setelah mendengar penjelasan Wali Kota Medan Bobby Nasution berakhir dengan 'lembut'.

"Aksi ini kami lakukan karena sayang sama abang (Bobby Nasution) dan Kota Medan. Jadi sebenarnya dialektika seperti ini yang kami inginkan," ujar seorang mahasiswa menimpali penjelasan Bobby Nasution.
 

Pewarta: Muhammad Said

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023