PT Bank Mandiri (Persero) Tbk atau Bank Mandiri saat ini belum menyesuaikan suku bunga kredit usai kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia, alasannya masih terdapat beberapa faktor yang harus dipertimbangkan.
"Kenaikan suku bunga kebijakan BI tidak serta merta akan diikuti kenaikan suku bunga kredit karena mempertimbangkan banyak sekali faktor," kata Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri Sigit Prastowo dalam Public Expose Live 2022 di Jakarta, Kamis.
Maka dari itu, ia menekankan Bank Mandiri akan mempertimbangkan sisi terbaik secara keseluruhan berbagai faktor yang ada, sehingga pada akhirnya bisa memberikan imbal hasil terbaik sekaligus kualitas aset yang terjaga tetap baik dan terus bertumbuh sehat.
Bank Mandiri memprediksikan suku bunga acuan BI akan naik dalam rentang 50 basis poin (bps) hingga 100 bps pada tahun ini, dimana pada bulan lalu sudah meningkat 25 bps.
Baca juga: Bank Mandiri proyeksikan kredit tumbuh lebih rendah di tahun 2023
Namun, Sigit menyebutkan terdapat tiga faktor yang harus dipertimbangkan perseroan dalam menyesuaikan suku bunga kredit, menyusul kenaikan suku bunga kebijakan bank sentral tersebut.
Pertama adalah likuiditas yang masih cukup dengan rasio dana murah (Current Account Saving Account/CASA), yang merupakan rasio simpanan dalam bentuk giro dan tabungan terhadap total simpanan, masih bisa dipertahankan seperti yang ada saat ini. Dengan demikian tidak terdapat urgensi kenaikan suku bunga kredit.
Langkah tersebut juga merupakan bagian dari strategi Bank Mandiri yang sudah dilakukan dengan memperkuat rasio dana murah, sehingga biaya dana (Cost of Fund/CoF) tetap ada di level yang rendah agar bank berlogo pita emas ini bisa menjaga pendapatan bunga bersih (Net Interest Margin/NIM) pada level yang sehat.
Ia melanjutkan, pertimbangan kedua yaitu kondisi debitur dimana kenaikan suku bunga kredit Bank Mandiri bisa mempengaruhi kemampuan nasabah untuk membayar kembali kredit dan pada akhirnya bisa mempengaruhi kualitas asetnya.
"Kondisi ini kami harus pertimbangkan, jangan sampai suku bunga kredit kami naikkan lalu berdampak pada kualitas aset. Jadi kami akan sangat hati-hati dalam menaikkan suku bunga kredit," ucap dia.
Terakhir, sambung dia, faktor pertimbangan yang ketiga yakni kompetisi pasar, dimana jika bank lain tidak melakukan kenaikan suku bunga kredit tentu Bank Mandiri juga tidak serta merta menaikkan suku bunga kredit.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022
"Kenaikan suku bunga kebijakan BI tidak serta merta akan diikuti kenaikan suku bunga kredit karena mempertimbangkan banyak sekali faktor," kata Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri Sigit Prastowo dalam Public Expose Live 2022 di Jakarta, Kamis.
Maka dari itu, ia menekankan Bank Mandiri akan mempertimbangkan sisi terbaik secara keseluruhan berbagai faktor yang ada, sehingga pada akhirnya bisa memberikan imbal hasil terbaik sekaligus kualitas aset yang terjaga tetap baik dan terus bertumbuh sehat.
Bank Mandiri memprediksikan suku bunga acuan BI akan naik dalam rentang 50 basis poin (bps) hingga 100 bps pada tahun ini, dimana pada bulan lalu sudah meningkat 25 bps.
Baca juga: Bank Mandiri proyeksikan kredit tumbuh lebih rendah di tahun 2023
Namun, Sigit menyebutkan terdapat tiga faktor yang harus dipertimbangkan perseroan dalam menyesuaikan suku bunga kredit, menyusul kenaikan suku bunga kebijakan bank sentral tersebut.
Pertama adalah likuiditas yang masih cukup dengan rasio dana murah (Current Account Saving Account/CASA), yang merupakan rasio simpanan dalam bentuk giro dan tabungan terhadap total simpanan, masih bisa dipertahankan seperti yang ada saat ini. Dengan demikian tidak terdapat urgensi kenaikan suku bunga kredit.
Langkah tersebut juga merupakan bagian dari strategi Bank Mandiri yang sudah dilakukan dengan memperkuat rasio dana murah, sehingga biaya dana (Cost of Fund/CoF) tetap ada di level yang rendah agar bank berlogo pita emas ini bisa menjaga pendapatan bunga bersih (Net Interest Margin/NIM) pada level yang sehat.
Ia melanjutkan, pertimbangan kedua yaitu kondisi debitur dimana kenaikan suku bunga kredit Bank Mandiri bisa mempengaruhi kemampuan nasabah untuk membayar kembali kredit dan pada akhirnya bisa mempengaruhi kualitas asetnya.
"Kondisi ini kami harus pertimbangkan, jangan sampai suku bunga kredit kami naikkan lalu berdampak pada kualitas aset. Jadi kami akan sangat hati-hati dalam menaikkan suku bunga kredit," ucap dia.
Terakhir, sambung dia, faktor pertimbangan yang ketiga yakni kompetisi pasar, dimana jika bank lain tidak melakukan kenaikan suku bunga kredit tentu Bank Mandiri juga tidak serta merta menaikkan suku bunga kredit.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022