PT Pertamina (Persero) mencatat kontribusi pengurangan emisi gas rumah kaca sebanyak 27,08 persen selama satu dekade pada periode 2010 hingga 2020 melalui program penurunan karbon emisi dengan efisiensi energi.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dalam acara Forum Pimred yang digelar di Jakarta, Rabu (8/6) malam, mengatakan pencapaian pengurangan emisi tersebut lebih tinggi dari target nasional yang 26 persen pada 2020.

"Tahun lalu kami menurunkan karbon emisi itu 27 persen, lebih tinggi dari target nasional 26 persen. Jadi kami akan terus tingkatkan sehingga target tahun 2030 penurunan karbon emisi 30 persen, dan juga Net Zero Emission tahun 2060 kami optimis bisa kami memberikan kontribusi besar kepada negara," kata Nicke.

Baca juga: Ingin mesin lebih awet? Ketahui beda dan fungsi oli sintesis & mineral

Nicke menjelaskan penurunan emisi tersebut dilakukan oleh Pertamina melalui program efisiensi energi. Sebagai contoh, Pertamina mengonversi gas buang dalam proses produksi di kilang minyak menjadi energi kembali.

Pertamina juga mencatatkan kenaikan rangking skor ESG (environmental, social, and corporate governance) di tingkat global. Berdasarkan perhitungan Sustainalytics, skor ESG Pertamina 28,1 per September 2021. Skor tersebut meningkat dari sebelumnya skor ESG Pertamina 41,6.

Dengan kenaikan peringkat ESG tersebut, Pertamina menjadi perusahaan energi dengan peringkat ESG nomor lima di dunia, melampaui Shell, ExxonMobil, Chevron, dan Petronas.

Hal itu dicapai oleh Pertamina melalui berbagai program seperti efisiensi energi, konversi BBM ke BBG, implementasi bio energi, hingga peralihan ke penggunaan BBM yang lebih ramah lingkungan.

Nicke menyampaikan bahwa saat ini Pertamina dalam program besar peralihan penggunaan energi fosil menjadi energi baru terbarukan. "Kita tahu bahwa periode masa keemasan oil and gas ini akan berakhir cepat atau lambat, maka harus beralih ke renewable energy," katanya.

Pewarta: Aditya Ramadhan

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022