Meskipun minyak goreng sulit didapatkan di pasaran, tenyata ketersediaan minyak goreng di Sumatera Utara berlimpah alias surplus. 

Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi, di Medan, Sabtu, mengatakan per tahun Sumut punya 230.000 ton minyak goreng. Adapun yang dipergunakan dan didistribusikan ke 33 kabupaten/kota hanya 180.000 ton per tahun. 

"Harusnya dia lebih 50 ribu ton per tahun, tapi dalam waktu terus menurun. Harusnya Sumut surplus," katanya usai mendapingi Menteri Perdagangan (Mendag) Lutfi meninjau Pusat Pasar Medan. 

Menurut Edy dalam pekan ini ada pergerakan atau distribusi minyak goreng yang cukup banyak ke pasaran. 

"Saya tadi pagi jam lima monitor, begitu semua turun minyak ke pasar-pasar ini, jadi alhamdulillah bisa bisa kita mengurai ini, sehingga rakyat bisa kembali merasakan merdekanya minyak goreng yang ditempat kita ini," ungkapnya. 


Mendag M Lutfi menambahkan ada ketentuan setiap orang atau perusahaan yang ingin melakukan ekspor crude palm oil (CPO), 20 persennya harus di jual ke pasar lokal. 

"Setiap orang ekpor dari Sumut, termasuk pak gubernur, 20 persen mesti dijual dalam pasar lokal, dengan harga Rp9.300 per kilogram termasuk pajak pertambahan nilai (PPN). CPO Rp10,300 per kilogram termasuk PPN," katanya. 

"Ini yang musti ditaati oleh semuanya, supaya bisa jalan. Ini yang saya katakan lagi, bahwa saya jamin pak gubuernur, ketersediaan minyak goreng di Sumut, bukan hanyak cukup tapi juga melimpah," ujarnya. 

Maka dari itu M Lutfi yakin persoalan kelangkaan minyak goreng di Sumatera Utara akan tuntas dalam satu dua hari ke depan. 

"Mudah-mudahan beres dalam satu dua hari ini, sebelum hari minggu ya pak gubernur," ucapnya mengakhiri. 


 

Pewarta: Andika Syahputra

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022