Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sumatera Utara berharap negara tujuan ekspor nasional mau pun provinsi itu semakin meluas dengan dipercayanya Indonesia sebagai negara berkembang memegang Presidensi G20.
"Apalagi, salah satu pertemuan W20 yang merupakan salah satu rangkaian acara G20 dilakukan di kawasan Danau Toba, Juli mendatang," ujar Ketua Apindo Sumut, Parlindungan Purba di Medan, Minggu.
Dengan Presidensi G20 di Indonesia, pemerintah negara lain bisa langsung melihat dan mendapat informasi langsung soal segala potensi produk ekspor Indonesia termasuk dari Sumut.
Termasuk mengetahui langsung masih adanya hambatan ekspor seperti kekurangan kontainer atau belum dibukanya 100 persen pintu pelabuhan ekspor di berbagai negara.
"Dengan pertemuan Presidensi G20 di Indonesia, harapannya segala hambatan ekspor bisa dibicarakan dan diatasi kemudian hari sehingga negara tujuan ekspor termasuk dari Sumut semakin meluas," katanya.
Baca juga: Apindo Sumut minta PT SIMP segera gelontorkan minyak goreng ke pasar
Menurut Parlindungan yang pernah duduk sebagai anggota DPD RI, ekspor Sumut atau pun provinsi lain masih ada yang belum bisa. langsung ke negara tujuan dengan berbagai faktor.
Tidak bisanya ekspor langsung, tentu saja mengurangi daya saing, karena harga bisa lebih mahal akibat harus membayar berbagai kewajiban di lebih dari satu pelabuhan.
"Pembicaraan mengenai bisnis di Pesidensi G20 Indonesia tahun 2022 ini sangat tepat karena pandemi COVID-19 masih melanda secara global," katanya.
Presidensi G20 Indonesia pada 2022 ini, memang menjadi periode paling krusial dalam proses pemulihan ekonomi global
"Presidensi G20 pada 2022 merupakan kesempatan bagi Indonesia untuk semakin bisa membangkitkan perekonomian nasional dan berperan mendorong perekonomian global," katanya.
Tema yang dibuat pemerintah di Presidensi G20 yakni "Recover Together, Recover Stronger’, ujar Parlindungan sangat pas.
Apalagi, nilai ekspor Sumut misalnya sepanjang Januari - Desember 2021 mengalami kenaikan atau mencapai 11,874 miliar dolar AS dan tercatat tertinggi pencapaiannya sejak 2015.
Di tengah ada pandemi COVID-19, nilai ekspor Sumut 2021 semakin tinggi dari 2020 yang masih 8,084 miliar dolar AS.
Kenaikan nilai ekspor didorong kenaikan harga jual barang dan volume ekspor.
"Jadi ajakan Indonesia ke seluruh dunia untuk bersama-sama mencapai pemulihan ekonomi yang lebih kuat, inklusif dan berkelanjutan di Presidensi G20, memang harus benar-benar mendapat dukungan dari pemerintah provinsi, kota/kabupaten dan pengusaha agar ekspor semakin lancar," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022
"Apalagi, salah satu pertemuan W20 yang merupakan salah satu rangkaian acara G20 dilakukan di kawasan Danau Toba, Juli mendatang," ujar Ketua Apindo Sumut, Parlindungan Purba di Medan, Minggu.
Dengan Presidensi G20 di Indonesia, pemerintah negara lain bisa langsung melihat dan mendapat informasi langsung soal segala potensi produk ekspor Indonesia termasuk dari Sumut.
Termasuk mengetahui langsung masih adanya hambatan ekspor seperti kekurangan kontainer atau belum dibukanya 100 persen pintu pelabuhan ekspor di berbagai negara.
"Dengan pertemuan Presidensi G20 di Indonesia, harapannya segala hambatan ekspor bisa dibicarakan dan diatasi kemudian hari sehingga negara tujuan ekspor termasuk dari Sumut semakin meluas," katanya.
Baca juga: Apindo Sumut minta PT SIMP segera gelontorkan minyak goreng ke pasar
Menurut Parlindungan yang pernah duduk sebagai anggota DPD RI, ekspor Sumut atau pun provinsi lain masih ada yang belum bisa. langsung ke negara tujuan dengan berbagai faktor.
Tidak bisanya ekspor langsung, tentu saja mengurangi daya saing, karena harga bisa lebih mahal akibat harus membayar berbagai kewajiban di lebih dari satu pelabuhan.
"Pembicaraan mengenai bisnis di Pesidensi G20 Indonesia tahun 2022 ini sangat tepat karena pandemi COVID-19 masih melanda secara global," katanya.
Presidensi G20 Indonesia pada 2022 ini, memang menjadi periode paling krusial dalam proses pemulihan ekonomi global
"Presidensi G20 pada 2022 merupakan kesempatan bagi Indonesia untuk semakin bisa membangkitkan perekonomian nasional dan berperan mendorong perekonomian global," katanya.
Tema yang dibuat pemerintah di Presidensi G20 yakni "Recover Together, Recover Stronger’, ujar Parlindungan sangat pas.
Apalagi, nilai ekspor Sumut misalnya sepanjang Januari - Desember 2021 mengalami kenaikan atau mencapai 11,874 miliar dolar AS dan tercatat tertinggi pencapaiannya sejak 2015.
Di tengah ada pandemi COVID-19, nilai ekspor Sumut 2021 semakin tinggi dari 2020 yang masih 8,084 miliar dolar AS.
Kenaikan nilai ekspor didorong kenaikan harga jual barang dan volume ekspor.
"Jadi ajakan Indonesia ke seluruh dunia untuk bersama-sama mencapai pemulihan ekonomi yang lebih kuat, inklusif dan berkelanjutan di Presidensi G20, memang harus benar-benar mendapat dukungan dari pemerintah provinsi, kota/kabupaten dan pengusaha agar ekspor semakin lancar," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022