Emas berjangka menetap lebih rendah pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), kemudian mempercepat penurunannya dalam perdagangan elektronik setelah pejabat Federal Reserve AS mengatakan mereka berharap "akan segera menaikkan" suku bunga.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi Comex New York Exchange, anjlok 22,8 dolar AS atau 1,23 persen, menjadi ditutup pada 1.829,70 dolar AS per ounce. Di pasar spot, emas jatuh 1,6 persen menjadi diperdagangkan di 1.818,66 dolar AS per ounce pada pukul 20.32 GMT.
Sehari sebelumnya, Selasa (25/1/2022), emas berjangka melonjak 10,8 dolar AS atau 0,59 persen menjadi 1.852,50 dolar AS, setelah terdongkrak 9,9 dolar AS atau 0,54 persen menjadi 1.841,70 dolar AS pada Senin (24/1/2022), dan jatuh 10,8 dolar AS atau 0,59 persen menjadi 1.831,80 dolar AS pada Jumat (21/1/2022).
Tak lama setelah pasar tutup, pernyataan pertemuan FOMC keluar, menyatakan bahwa Federal Reserve mengharapkan akan segera menaikkan suku bunga, dan akan mengurangi pembelian aset serta mengakhiri pembelian pada Maret seperti yang direncanakan.
Penurunan harga emas cepat karena dolar dan imbal hasil obligasi pemerintah melambung setelah Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell mengisyaratkan pergeseran dari langkah-langkah dukungan ekonomi era pandemi, di mana bank sentral berada pada jalur menaikkan suku bunga pada Maret.
Pejabat "berpikiran" untuk menaikkan suku bunga pada pertemuan 15-16 Maret, Powell mengatakan pada konferensi pers setelah rilis pernyataan kebijakan terbaru Fed, memicu lonjakan imbal hasil dan dolar, menurunkan minat terhadap emas yang tidak memberikan imbal hasil.
"Komentar hawkish Powell mengindikasikan kenaikan suku bunga Maret, menekankan kekuatan ekonomi dan mencatat bahwa neraca Fed terlalu besar dan perlu dikurangi, telah memicu aksi jual obligasi dan dolar yang lebih tinggi, yang belakangan telah menekan emas ke posisi terendah," kata pedagang logam mulia independen yang berbasis di New York, Tai Wong.
Kenaikan suku bunga meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.
"Sementara permintaan fisik dan ETF (Exchange Traded Fund) tetap kuat, komentar hawkish Powell tampaknya akan membatasi emas di sekitar 1.850 dolar AS dalam jangka pendek."
Emas berada di bawah tekanan tambahan karena Departemen Perdagangan AS melaporkan pada Rabu (26/1/2022) bahwa penjualan rumah baru AS meningkat 11,9 persen ke tingkat tahunan yang disesuaikan secara musiman 811.000 unit bulan lalu, level tertinggi sejak Maret.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret turun 8,9 sen atau 0,37 persen, menjadi ditutup pada 23,807 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April naik 20,4 dolar AS atau 1,99 persen, menjadi ditutup pada 1.045,9 dolar AS per ounce.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi Comex New York Exchange, anjlok 22,8 dolar AS atau 1,23 persen, menjadi ditutup pada 1.829,70 dolar AS per ounce. Di pasar spot, emas jatuh 1,6 persen menjadi diperdagangkan di 1.818,66 dolar AS per ounce pada pukul 20.32 GMT.
Sehari sebelumnya, Selasa (25/1/2022), emas berjangka melonjak 10,8 dolar AS atau 0,59 persen menjadi 1.852,50 dolar AS, setelah terdongkrak 9,9 dolar AS atau 0,54 persen menjadi 1.841,70 dolar AS pada Senin (24/1/2022), dan jatuh 10,8 dolar AS atau 0,59 persen menjadi 1.831,80 dolar AS pada Jumat (21/1/2022).
Tak lama setelah pasar tutup, pernyataan pertemuan FOMC keluar, menyatakan bahwa Federal Reserve mengharapkan akan segera menaikkan suku bunga, dan akan mengurangi pembelian aset serta mengakhiri pembelian pada Maret seperti yang direncanakan.
Penurunan harga emas cepat karena dolar dan imbal hasil obligasi pemerintah melambung setelah Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell mengisyaratkan pergeseran dari langkah-langkah dukungan ekonomi era pandemi, di mana bank sentral berada pada jalur menaikkan suku bunga pada Maret.
Pejabat "berpikiran" untuk menaikkan suku bunga pada pertemuan 15-16 Maret, Powell mengatakan pada konferensi pers setelah rilis pernyataan kebijakan terbaru Fed, memicu lonjakan imbal hasil dan dolar, menurunkan minat terhadap emas yang tidak memberikan imbal hasil.
"Komentar hawkish Powell mengindikasikan kenaikan suku bunga Maret, menekankan kekuatan ekonomi dan mencatat bahwa neraca Fed terlalu besar dan perlu dikurangi, telah memicu aksi jual obligasi dan dolar yang lebih tinggi, yang belakangan telah menekan emas ke posisi terendah," kata pedagang logam mulia independen yang berbasis di New York, Tai Wong.
Kenaikan suku bunga meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.
"Sementara permintaan fisik dan ETF (Exchange Traded Fund) tetap kuat, komentar hawkish Powell tampaknya akan membatasi emas di sekitar 1.850 dolar AS dalam jangka pendek."
Emas berada di bawah tekanan tambahan karena Departemen Perdagangan AS melaporkan pada Rabu (26/1/2022) bahwa penjualan rumah baru AS meningkat 11,9 persen ke tingkat tahunan yang disesuaikan secara musiman 811.000 unit bulan lalu, level tertinggi sejak Maret.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret turun 8,9 sen atau 0,37 persen, menjadi ditutup pada 23,807 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April naik 20,4 dolar AS atau 1,99 persen, menjadi ditutup pada 1.045,9 dolar AS per ounce.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022