Harga emas menguat di akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), terangkat oleh melemahnya dolar dan ekuitas memangkas kenaikannya, dengan fokus sekarang pada jadwal Federal Reserve AS untuk menarik kembali langkah-langkah stimulusnya pada pertemuan penting minggu ini.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di Divisi Comex New York Exchange, terdongkrak 11,9 dolar AS atau 0,67 persen, menjadi ditutup pada 1.795,80 dolar AS per ounce. Akhir pekan lalu, Jumat (29/10/2021), emas berjangka anjlok 18,7 dolar AS atau 1,04 persen menjadi 1.783,90 dolar AS.

Emas berjangka terkerek 3,8 dolar AS atau 0,21 persen menjadi 1.802,60 dolar AS pada hari Kamis (28/10), setelah menguat 5,4 dolar AS atau 0,3 persen menjadi 1.798,80 dolar AS pada hari Rabu (27/10), dan merosot 13,4 dolar AS atau 0,74 persen menjadi 1,793,40 dolar AS pada hari Selasa (26/10).

"Ini sebagian besar karena pergerakan dolar," kata Edward Moya, analis pasar senior di broker OANDA.

Ia melanjutkan, "Anda akan melihat posisi terbatas yang mengarah ke The Fed. Akan tetapi, saat ini beberapa sinyal bullish akan bergabung untuk emas dan itu pada akhirnya akan membantu emas dalam jangka panjang."

Ekuitas AS, yang kinerja kuatnya menurut Moya telah mengurangi permintaan aset safe-haven emas, memangkas beberapa kenaikannya pada hari Senin (1/11).

Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang pesaingnya sedikit melemah, membuat emas lebih menarik bagi pemegang mata uang lainnya.

Data ekonomi yang dirilis pada hari Senin (1/11) juga mendukung emas. Indeks pembelian manajer (PMI) manufaktur IHS Markit turun menjadi 58,4 pada bulan Oktober, berkurang 2,3 poin dari 60,7 pada bulan September dan di bawah ekspektasi pasar untuk indeks di 59,2.

Sementara itu, Institute for Supply Management (ISM) menyebutkan indeks aktivitas manufaktur turun ke angka 60,8 persen pada bulan Oktober, 0,3 poin persentase di bawah 61,1 persen pada bulan September.

Federal Reserve AS, yang akan mengakhiri pertemuan 2 hari pada Rabu (3/11) diperkirakan akan mengatakan mulai mengurangi pembelian obligasi, sebuah tanda bahwa bank sentral melihat ekonomi AS pulih meskipun fokusnya pada petunjuk tentang kenaikan suku bunga.

"Kami membutuhkan udara segar untuk masuk ke pasar dan pertemuan Fed minggu ini bisa menjadi peristiwa seperti itu ... sampai saat itu pasar akan melayang," kata Ole Hansen kepala strategi komoditas di Saxo Bank di Kopenhagen.

Pengurangan stimulus dan kenaikan suku bunga cenderung mendorong imbal hasil obligasi pemerintah naik, meningkatkan peluang kerugian memegang emas tanpa bunga.

Pasar fisik emas ritel menguat secara signifikan di tempat-tempat seperti India dan Cina. Meskipun jarang, permintaan tersebut dapat mendukung harga emas juga, kata analis StoneX, Rhona O'Connell.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 12,4 sen atau 0,52 persen, menjadi ditutup pada 24,073 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman pada bulan Januari naik 46,6 dolar AS atau 4,57 persen menjadi ditutup pada 1,067,30 dolar AS per ounce.
 

Pewarta: Apep Suhendar

Editor : Akung


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021