Upaya evakuasi Belanda di Afghanistan pada Selasa malam (17/8) gagal karena kekisurhan yang terjadi di luar bandara Kabul tidak memungkinkan orang-orang masuk ke dalam pesawat, kata Menteri Luar Negeri Sigrid Kaag.
Belanda berencana menjemput hingga 1.000 pegawai kedutaan lokal, penerjemah dan keluarga mereka dari Afghanistan.
Namun, sebuah pesawat militer yang dioperasikan oleh Belanda bersama dengan negara Eropa utara lainnya meninggalkan Kabul tanpa penumpang menuju Belanda pada Selasa malam, katanya.
Baca juga: Jerman kirim pesawat angkut militer ke Afghanistan untuk evakuasi warga
"Mengerikan. Banyak yang berada di pintu masuk bandara beserta keluarga mereka," kata Kaag kepada Kantor Berita Belanda ANP.
Pasukan bersenjata AS yang mengamankan bandara tidak mengizinkan warga Afghanistan mengakses pintu masuk bahkan jika mereka mengantongi surat mandat yang sah.
Lagipula, lanjut Kaag, pesawat hanya mendarat di Kabul sekitar setengah jam.
"Semoga situasinya akan membaik pada Rabu. Kami sedang mencoba memahami situasi ini dan memastikan bahwa kami dapat mengevakuasi orang-orang yang ingin kami bawa pulang."
Sumber: Reuters
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021
Belanda berencana menjemput hingga 1.000 pegawai kedutaan lokal, penerjemah dan keluarga mereka dari Afghanistan.
Namun, sebuah pesawat militer yang dioperasikan oleh Belanda bersama dengan negara Eropa utara lainnya meninggalkan Kabul tanpa penumpang menuju Belanda pada Selasa malam, katanya.
Baca juga: Jerman kirim pesawat angkut militer ke Afghanistan untuk evakuasi warga
"Mengerikan. Banyak yang berada di pintu masuk bandara beserta keluarga mereka," kata Kaag kepada Kantor Berita Belanda ANP.
Pasukan bersenjata AS yang mengamankan bandara tidak mengizinkan warga Afghanistan mengakses pintu masuk bahkan jika mereka mengantongi surat mandat yang sah.
Lagipula, lanjut Kaag, pesawat hanya mendarat di Kabul sekitar setengah jam.
"Semoga situasinya akan membaik pada Rabu. Kami sedang mencoba memahami situasi ini dan memastikan bahwa kami dapat mengevakuasi orang-orang yang ingin kami bawa pulang."
Sumber: Reuters
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021