Paus Fransiskus menolak pengunduran diri Kardinal Jerman Reinhard Marx sebagai uskup agung Munich atas krisis pelecehan seksual Gereja, dengan mengatakan dia setuju bahwa kasus itu adalah sebuah "malapetaka" di seluruh dunia tetapi pejabat Gereja itu harus tetap tinggal.
Marx, salah satu tokoh liberal Katolik Roma yang paling berpengaruh, menawarkan untuk mengundurkan diri awal bulan ini, dengan mengatakan dia harus berbagi tanggung jawab institusional atas pelecehan seksual oleh para imam selama beberapa dekade terakhir.
Dalam sebuah surat kepada Marx yang ditulis pada Kamis dan dirilis oleh Vatikan, Fransiskus mengatakan dia memahami motivasi di balik tawaran Marx untuk mengundurkan diri, tetapi tidak akan menerimanya.
Baca juga: Paus sedih atas penemuan sisa jasad 215 anak-anak di sekolah Katolik Kanada
"Itulah jawaban saya, Saudaraku. Lanjutkan seperti yang Anda sarankan, tetapi sebagai Uskup Agung Munich," kata Fransiskus kepada Marx dalam surat itu, yang ditulis dalam Bahasa Spanyol.
Sebagai mantan ketua konferensi uskup Katolik Jerman, Marx tidak dicurigai berpartisipasi dalam pelecehan atau penyamaran.
Gereja sedang menyelidiki tuduhan pelecehan di keuskupan agung Jerman lainnya, Cologne, setelah sebuah laporan pada Maret menemukan ratusan korban di sana.
"Saya setuju dengan Anda bahwa ini adalah malapetaka: sejarah menyedihkan pelecehan seksual dan cara Gereja menanganinya sampai saat ini," kata Paus Fransiskus.
“Menyadari kemunafikan dalam cara kita menjalani iman kita adalah anugerah dan langkah pertama yang harus kita ambil. Kita harus bertanggung jawab atas sejarah ini, baik sebagai individu maupun sebagai komunitas. Kita tidak bisa acuh tak acuh dalam menghadapi kejahatan ini," kata dia dalam surat itu.
Mendeklarasikan bahwa "seluruh Gereja berada dalam krisis" atas pelecehan, Paus Fransiskus mengatakan tidak dapat lagi mengambil "kebijakan langsung" atas krisis tersebut.
"Menerima krisis, sebagai individu dan sebagai komunitas adalah satu-satunya cara yang bermanfaat," ujar Fransiskus.
Marx (67) adalah anggota "kabinet dapur paus"---sekelompok kecil kardinal dari seluruh dunia yang memberi nasihat kepada paus tentang berbagai masalah, termasuk masalah ekonomi. Dengan tetap berada di kedua posisi tersebut, ia dapat terus membantu paus dengan reformasi.
“Marx tetap menjadi uskup agung Munich dan sekutu penting paus (di Roma),” kata Thomas Schueller, seorang profesor hukum kanon di Universitas Muenster, menunjukkan bahwa keputusan paus adalah keputusan yang saling menguntungkan bagi paus.
Seorang progresif terkemuka, Marx adalah pendukung dari "Jalur Sinode," sebuah gerakan yang bertujuan untuk memberikan pengaruh lebih besar kepada umat Katolik awam dalam menjalankan Gereja dan dalam isu-isu termasuk pengangkatan uskup, moralitas seksual, selibat imam, dan penahbisan perempuan.
Kelompok konservatif telah menyerang konsep tersebut, dengan mengatakan hal itu dapat menyebabkan perpecahan.
Beberapa tahun terakhir, eksodus yang semakin cepat disaksikan oleh Gereja di Jerman, dengan umat liberal di Cologne mengantre untuk keluar dari Gereja karena mereka memprotes tidak hanya krisis pelecehan tetapi juga sikap konservatif Gereja Katolik terhadap hubungan sesama jenis.
Gereja Jerman memiliki pengaruh yang sangat besar secara global, sebagian karena kekayaannya yang berasal dari pajak yang dibayarkan oleh anggota dan dikumpulkan oleh pemerintah, menjadikannya yang terkaya di dunia.
Sumber: Reuters
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021
Marx, salah satu tokoh liberal Katolik Roma yang paling berpengaruh, menawarkan untuk mengundurkan diri awal bulan ini, dengan mengatakan dia harus berbagi tanggung jawab institusional atas pelecehan seksual oleh para imam selama beberapa dekade terakhir.
Dalam sebuah surat kepada Marx yang ditulis pada Kamis dan dirilis oleh Vatikan, Fransiskus mengatakan dia memahami motivasi di balik tawaran Marx untuk mengundurkan diri, tetapi tidak akan menerimanya.
Baca juga: Paus sedih atas penemuan sisa jasad 215 anak-anak di sekolah Katolik Kanada
"Itulah jawaban saya, Saudaraku. Lanjutkan seperti yang Anda sarankan, tetapi sebagai Uskup Agung Munich," kata Fransiskus kepada Marx dalam surat itu, yang ditulis dalam Bahasa Spanyol.
Sebagai mantan ketua konferensi uskup Katolik Jerman, Marx tidak dicurigai berpartisipasi dalam pelecehan atau penyamaran.
Gereja sedang menyelidiki tuduhan pelecehan di keuskupan agung Jerman lainnya, Cologne, setelah sebuah laporan pada Maret menemukan ratusan korban di sana.
"Saya setuju dengan Anda bahwa ini adalah malapetaka: sejarah menyedihkan pelecehan seksual dan cara Gereja menanganinya sampai saat ini," kata Paus Fransiskus.
“Menyadari kemunafikan dalam cara kita menjalani iman kita adalah anugerah dan langkah pertama yang harus kita ambil. Kita harus bertanggung jawab atas sejarah ini, baik sebagai individu maupun sebagai komunitas. Kita tidak bisa acuh tak acuh dalam menghadapi kejahatan ini," kata dia dalam surat itu.
Mendeklarasikan bahwa "seluruh Gereja berada dalam krisis" atas pelecehan, Paus Fransiskus mengatakan tidak dapat lagi mengambil "kebijakan langsung" atas krisis tersebut.
"Menerima krisis, sebagai individu dan sebagai komunitas adalah satu-satunya cara yang bermanfaat," ujar Fransiskus.
Marx (67) adalah anggota "kabinet dapur paus"---sekelompok kecil kardinal dari seluruh dunia yang memberi nasihat kepada paus tentang berbagai masalah, termasuk masalah ekonomi. Dengan tetap berada di kedua posisi tersebut, ia dapat terus membantu paus dengan reformasi.
“Marx tetap menjadi uskup agung Munich dan sekutu penting paus (di Roma),” kata Thomas Schueller, seorang profesor hukum kanon di Universitas Muenster, menunjukkan bahwa keputusan paus adalah keputusan yang saling menguntungkan bagi paus.
Seorang progresif terkemuka, Marx adalah pendukung dari "Jalur Sinode," sebuah gerakan yang bertujuan untuk memberikan pengaruh lebih besar kepada umat Katolik awam dalam menjalankan Gereja dan dalam isu-isu termasuk pengangkatan uskup, moralitas seksual, selibat imam, dan penahbisan perempuan.
Kelompok konservatif telah menyerang konsep tersebut, dengan mengatakan hal itu dapat menyebabkan perpecahan.
Beberapa tahun terakhir, eksodus yang semakin cepat disaksikan oleh Gereja di Jerman, dengan umat liberal di Cologne mengantre untuk keluar dari Gereja karena mereka memprotes tidak hanya krisis pelecehan tetapi juga sikap konservatif Gereja Katolik terhadap hubungan sesama jenis.
Gereja Jerman memiliki pengaruh yang sangat besar secara global, sebagian karena kekayaannya yang berasal dari pajak yang dibayarkan oleh anggota dan dikumpulkan oleh pemerintah, menjadikannya yang terkaya di dunia.
Sumber: Reuters
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021