Sinar Mas Agribusiness and Food menggelar lokakarya bagi guru untuk membantu para pendidik mengedukasi siswa soal pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

"Risiko karhutla di Indonesia meningkat sejalan memasuki musim kemarau sehingga semua kalangan harus ikut berkontribusi dalam pencegahannya," ujar praktisi CSR Bidang Pendidikan, Sinar Mas Agribusiness and Food, Donni Indra, dalam keterangan yang diterima di Medan, Jumat (14/8).

Edukasi. ke guru itu dilakukan Sinar Mas Agribusiness and Food dengan memanfaatkan teknologi konferensi karena pandemi COVID-19 membuat hambatan untuk bertemu langsung.

Menurut dia, dalam dua pekan terakhir, para praktisi pendidikan perusahaan sudah menggelar dua gelombang lokakarya edukasi pencegahan karhutla secara virtual.

Jumlah guru yang ikut lokakarya itu mencapai 400 orang yang berada di Sumatera, Kalimantan dan Papua.

Lokakarya diharapkan membantu para guru di pedalaman yang memiliki keterbatasan informasi dan akses untuk mendapatkan materi edukasi pencegahan karhutla maupun ketrampilan baru dalam menyampaikan materi dengan menarik.

“Awalnya, manajemen merencanakan lokakarya tatap muka bagi guru-guru di area yang rawan terjadi karhutla," katanya.

Namun, dalam pandemi COVID-19 , manajemen memutuskan melakukan secara virtual.

"Dengan pahamnya guru soal pencegahan karhutla, diharapkan bisa meneruskan kepada anak didik sehingga kebakaran itu bisa dicegah," kata Donni.

Rencananya, ujar dia, setelah pandemi , kegiatan. lokakarya dilanjutkan dengan tatap.muka langsung dan terjun ke lapangan.

Donni menyebutkan, materi yang digunakan diambil dari buku cerita Rumbun dan Sahabat Rimba.

Materi edukasi yang dikemas dengan menarik dalam dua bahasa berisikan petualangan empat
sahabat dalam mencegah karhutla.

Materi tersebut pertama diluncurkan oleh perusahaan pada awal tahun 2020.

Mengutip pernyataan Afni Bagunda, peserta dari Papua, Donni menyatakan, pengajar dari Papua merasa senang mendapatkan pengetahuan edukasi pencegahan karhutla itu agar bisa membantu menekan angka karhutla di Papua.

Selain menyuplai oksigen, hutan, menurut Afni adalah bagian dari adat Papua.

Managing Director Sustainability, Sinar Mas Agribusiness and Food, Agus Purnomo, mengatakan, anak-anak, sebagai pemimpin masa depan Indonesia dinilai sangat perlu memahami bahaya karhutla dan mengambil bagian dalam melakukan pencegahannya

"Diakui, lokakarya secara virtual memang ada hambatan jaringan di beberapa wilayah. Tapi perusahaan berupaya memaksimalkan sejalan dengan komitmen dan upaya perusahaan untuk mencegah karhutla, "katanya.

Program pencegahan karhutla sudah dimulai Sinar Mas sejak 2016 dengan program Desa Makmur Peduli Api (DMPA) yang menyasar kelompok orang dewasa.

Program tersebut itu sukses mengurangi titik panas dan titik api secara signifikan di dalam maupun di area sekitar konsesi perusahaan.

Pewarta: Evalisa Siregar

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020