Sekretaris Jenderal Asosiasi pesepak bola internasional (FIFPro) FIFPro Jonas Baer-Hoffmann mengatakan banyak pemain sepak bola di Amerika Latin dan Afrika yang kesulitan keuangan sehingga harus mengandalkan bantuan paket makanan selama pandemi COVID-19.

Di sisi lain, banyak pula pesepak bola yang dipaksa kembali bermain, terkadang tanpa menjalani tes.

Baca juga: CONMEBOL minta FIFA tunda kualifikasi Piala Dunia 2022

Baca juga: UEFA alokasikan Rp3,9 triliun kepada 55 federasi anggota

"Organisasi-organisasi anggota (FIFPro) di Kolombia,Paraguay, Uruguay, Honduras, Panama, Bostwana, dan Mesir mengantarkan paket-paket bantuan makanan kepada para pemain karena mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan pokok dan kesulitan mendapat pemasukan," kata Baer-Hoffmann seperti dikutip Reuters.

Di beberapa negara, para pemain harus kembali berlatih menjelang dilanjutkannya liga-liga. Namun bagi Baer-Hoffmann, kondisi di lapangan jauh dari ideal.

"Beberapa liga tidak menyediakan material tes kepada para pemain yang sangat meningkatkan risiko infeksi," tuturnya.

Terdapat pula kasus di mana para pemain diancam dengan tindakan disiplin seandainya mengekspresikan kecemasan mereka terhadap kesehatan keluarga atau diminta untuk meneken klausul yang isinya mengabaikan semua konsekuensi dari kemungkinan terinfeksi.

Saat pemain-pemain di sejumlah negara, seperti Inggris, dapat mengekspresikan opininya, hal itu tidak dapat dilakukan di negara-negara lain.

"Mayoritas pemain berada di bawah tekanan ekonomi yang sama seperti sebagian besar anggota masyarakat, dan tidak memiliki kemewahan untuk melakukan mitigasi risiko," tegas pria yang baru menduduki jabatan tersebut pada Januari tahun ini.

"Mereka perlu meletakkan makanan di meja mereka dan banyak (pemain) yang kembali bermain dengan keraguan dan ketakutan, karena mereka tidak memiliki pilihan lain," pungkasnya.

Pewarta: A Rauf Andar Adipati

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020