Manajer Bayer Leverkusen Peter Bosz mencurahkan hatinya soal rencana kembali bergulirnya Bundesliga 2019/20 pada akhir pekan nanti, yang disebutnya pengalaman penuh ketakutan dan kurang menyenangkan.
Namun, Bosz sepenuhnya yakin bahwa otoritas berwenang sudah mengambil berbagai kebijakan relevan untuk mencegah pandemi COVID-19 memburuk hanya karena Bundesliga berlanjut.
"Kami sudah dikarantina sepekan terakhir. Di bus menuju hotel ada layar besar di belakang supir. Semuanya terlihat menakutkan, tak ada keriaan sedikit pun," kata Bosz dalam wawancara video dengan stasiun televisi Belanda NOS sebagaimana dilansir Reuters, Kamis.
Baca juga: Bos Leipzig rencanakan selebrasi gol ramah "social distancing"
"Sulit membayangkan apa yang menanti dan bagaimana kami melewati semuanya, tetapi saya percaya diri," ujarnya menambahkan.
Bosz mengaku tak sabar untuk segera kembali berada di tepi lapangan, memberi instruksi kepada Kai Havertz dan kawan-kawan.
Bahkan, ia mengaku tidak khawatir dengan kondisi kesehatannya, kendati Bosz diketahui memiliki penyakit asma.
Baca juga: Liga Jerman perbolehkan lima pergantian pemain
"Kami dites keempat kalinya pada Selasa (12/5) pagi, syukurlah semuanya negatif. Protokol kebersihan sangat baik, membuat saya merasa aman," katanya.
"Tentu semua orang sadar ada kemungkinan keadaan berjalan buruk. Namun, Bundesliga tidak bisa mengalami ganjalan semacam itu dan itulah kenapa mereka tak henti mengingatkan kami untuk selalu menaati panduan kesehatan," ujar Bosz melengkapi.
Leverkusen dihadapkan pada jadwal yang padat jika musim 2019/20 bisa dirampungkan secara penuh.
Mereka masih memiliki sembilan pertandingan Bundesliga untuk dijalani, berada di semifinal Piala Jerman serta lanjutan leg kedua babak 16 besar Liga Europa.
Sebelum musim ditangguhkan, Leverkusen berada di urutan kelima klasemen dengan koleksi 47 poin dan hanya terpaut dua poin dalam persaingan memperebutkan zona Liga Champions.
Bahkan, di atas kertas Leverkusen masih berpeluang menjadi juara jika semesta mendukung, mengingat tim besutan Bosz hanya terpaut delapan poin dari Bayern Muenchen yang berada di puncak.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020
Namun, Bosz sepenuhnya yakin bahwa otoritas berwenang sudah mengambil berbagai kebijakan relevan untuk mencegah pandemi COVID-19 memburuk hanya karena Bundesliga berlanjut.
"Kami sudah dikarantina sepekan terakhir. Di bus menuju hotel ada layar besar di belakang supir. Semuanya terlihat menakutkan, tak ada keriaan sedikit pun," kata Bosz dalam wawancara video dengan stasiun televisi Belanda NOS sebagaimana dilansir Reuters, Kamis.
Baca juga: Bos Leipzig rencanakan selebrasi gol ramah "social distancing"
"Sulit membayangkan apa yang menanti dan bagaimana kami melewati semuanya, tetapi saya percaya diri," ujarnya menambahkan.
Bosz mengaku tak sabar untuk segera kembali berada di tepi lapangan, memberi instruksi kepada Kai Havertz dan kawan-kawan.
Bahkan, ia mengaku tidak khawatir dengan kondisi kesehatannya, kendati Bosz diketahui memiliki penyakit asma.
Baca juga: Liga Jerman perbolehkan lima pergantian pemain
"Kami dites keempat kalinya pada Selasa (12/5) pagi, syukurlah semuanya negatif. Protokol kebersihan sangat baik, membuat saya merasa aman," katanya.
"Tentu semua orang sadar ada kemungkinan keadaan berjalan buruk. Namun, Bundesliga tidak bisa mengalami ganjalan semacam itu dan itulah kenapa mereka tak henti mengingatkan kami untuk selalu menaati panduan kesehatan," ujar Bosz melengkapi.
Leverkusen dihadapkan pada jadwal yang padat jika musim 2019/20 bisa dirampungkan secara penuh.
Mereka masih memiliki sembilan pertandingan Bundesliga untuk dijalani, berada di semifinal Piala Jerman serta lanjutan leg kedua babak 16 besar Liga Europa.
Sebelum musim ditangguhkan, Leverkusen berada di urutan kelima klasemen dengan koleksi 47 poin dan hanya terpaut dua poin dalam persaingan memperebutkan zona Liga Champions.
Bahkan, di atas kertas Leverkusen masih berpeluang menjadi juara jika semesta mendukung, mengingat tim besutan Bosz hanya terpaut delapan poin dari Bayern Muenchen yang berada di puncak.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020