Manajer Paris St Germain Thomas Tuchel membela perubahan pola permainan timnya saat menghadapi Borussia Dortmund meskipun kalah 2-1 pada laga leg pertama babak 16 besar Liga Champions, Selasa.
Tuchel memainkan pola 4-3-3 dengan menumpuk pemain ke lini tengah demi menjaga pergerakan penyerang Dortmund Erling Haaland. Akibatnya, penyerang PSG Kylian Mbappe seolah terisolasi dan hanya bergerak sendiri saja.
Baca juga: Dwigol Haaland bawa Dortmund bungkam PSG
Marco Verrati yang menjadi pemain terbaik PSG di lapangan, banyak melakukan gebrakan dalam mengawal lini tengah dan mengatur kecepatan untuk sebagian besar babak pertama, namun peluang tim Prancis ini tidak signifikan hingga turun minum.
"Kami punya beberapa ide. Kami memainkan pola ini di Dijon dua pertandingan lalu dan itu adalah model yang memberi kami struktur dan jarak pendek untuk bertahan," kata Tuchel sebagaimana dikutip AFP, Rabu. Tuchel kini berada di bawah tekanan untuk membuat PSG melewati putaran 16 besar untuk pertama kalinya dalam empat musim.
"Itu memberi kami struktur untuk menyerang dan mengontrol permainan. Pola seperti ini bisa mempercepat tempo menyerang yang tinggi."
Baca juga: Dortmund harapkan tulah Haaland di Liga Champions
"Kami tidak menyesal. Saya harus membuat keputusan sebelum pertandingan dan saya bertanggung jawab. Tidak ada yang bisa mengatakan apa yang akan terjadi dengan pola yang berbeda."
Pada satu sisi formasi ini berjalan pada babak pertama dengan para pemain PSG mampu mengontrol jalannya pertandingan, tetapi secara bertahap Dortmund juga mampu menumbuhkan kepercayaan diri mereka bersamaan dengan besarnya dukungan penonton.
Penyerang muda berbakat Haaland dua kali mendapat ruang yang dia butuhkan untuk mencetak gol kemenangan meski Neymar sempat menyamakan kedudukan di menit ke-75 dan pemain sayap Brazil ini harus berjibaku merebut bola.
"Saya tahu setelah pertandingan jika hasilnya tidak tepat maka akan dikatakan bahwa pola itu suatu kesalahan," kata Tuchel.
"Tapi tim lain juga kalah di sini. Itu bisa terjadi dan tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi seandainya kami memainkan pola 4-4-2."
"Saya merasa sepertinya kita bermain dengan sedikit rasa takut membuat kesalahan. Kita seharusnya mencari solusi. Kita kurang sabar dan tidak punya waktu untuk menyerang."
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020
Tuchel memainkan pola 4-3-3 dengan menumpuk pemain ke lini tengah demi menjaga pergerakan penyerang Dortmund Erling Haaland. Akibatnya, penyerang PSG Kylian Mbappe seolah terisolasi dan hanya bergerak sendiri saja.
Baca juga: Dwigol Haaland bawa Dortmund bungkam PSG
Marco Verrati yang menjadi pemain terbaik PSG di lapangan, banyak melakukan gebrakan dalam mengawal lini tengah dan mengatur kecepatan untuk sebagian besar babak pertama, namun peluang tim Prancis ini tidak signifikan hingga turun minum.
"Kami punya beberapa ide. Kami memainkan pola ini di Dijon dua pertandingan lalu dan itu adalah model yang memberi kami struktur dan jarak pendek untuk bertahan," kata Tuchel sebagaimana dikutip AFP, Rabu. Tuchel kini berada di bawah tekanan untuk membuat PSG melewati putaran 16 besar untuk pertama kalinya dalam empat musim.
"Itu memberi kami struktur untuk menyerang dan mengontrol permainan. Pola seperti ini bisa mempercepat tempo menyerang yang tinggi."
Baca juga: Dortmund harapkan tulah Haaland di Liga Champions
"Kami tidak menyesal. Saya harus membuat keputusan sebelum pertandingan dan saya bertanggung jawab. Tidak ada yang bisa mengatakan apa yang akan terjadi dengan pola yang berbeda."
Pada satu sisi formasi ini berjalan pada babak pertama dengan para pemain PSG mampu mengontrol jalannya pertandingan, tetapi secara bertahap Dortmund juga mampu menumbuhkan kepercayaan diri mereka bersamaan dengan besarnya dukungan penonton.
Penyerang muda berbakat Haaland dua kali mendapat ruang yang dia butuhkan untuk mencetak gol kemenangan meski Neymar sempat menyamakan kedudukan di menit ke-75 dan pemain sayap Brazil ini harus berjibaku merebut bola.
"Saya tahu setelah pertandingan jika hasilnya tidak tepat maka akan dikatakan bahwa pola itu suatu kesalahan," kata Tuchel.
"Tapi tim lain juga kalah di sini. Itu bisa terjadi dan tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi seandainya kami memainkan pola 4-4-2."
"Saya merasa sepertinya kita bermain dengan sedikit rasa takut membuat kesalahan. Kita seharusnya mencari solusi. Kita kurang sabar dan tidak punya waktu untuk menyerang."
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020