Kobe Bryant memang tak pernah bermain sepak bola dan memilih basket sebagai jalan hidupnya, namun kematiannya membuat klub-klub bola berbelasungkawa dan AC Milan adalah tim yang paling berduka atas kehilangannya.
Kobe Bryant memang dikenal sebagai fans fanatik Rossonerri. Ketika ia masih berumur enam tahun, Kobe sempat tinggal di Italia. Kala itu prestasi yang diukir AC Milan membuat Kobe muda jatuh hati terhadap klub yang bermarkas di San Siro itu.
Kobe bahkan pernah menyatakan dalam sebuah wawancara dengan Corriere dello Sport beberapa tahun silam, bahwa ia merupakan fans AC Milan sejati.
Baca juga: Obituari Kobe Bryant, panutan generasi masa kini
"Saya selalu bilang jika Anda memotong tangan kiri saya, darahnya akan berwarna merah-hitam dan jika Anda memotong tangan sebelah kanan, darahnya kuning-ungu," kata dia saat itu.
Simbol warna yang diungkapkan Kobe yakni Merah-hitam merujuk pada warna kebesaran AC Milan, sementara warna Kuning-Ungu adalah tempatnya mengukir sejarah bersama Los Angeles Lakers.
Rasa cintanya terhadap AC Milan juga ia tunjukan dengan cara mendatangi markas klub, selain menonton langsung pertandingan. Maka pantas jika AC Milan harusnya menjadi yang paling sedih atas kehilangan legenda NBA itu.
"Tak bisa berkata-kata untuk mengungkapkan seberapa terkejutnya kami mendengar kabar meninggalnya salah satu legenda olahraga terbaik sepanjang sejarah dan juga fans AC Milan, Kobe Bryant. Semoga keluarga yang ditinggalkan dapat kuat melewati cobaan ini. Anda akan selalu dirindukan, Kobe," tulis AC Milan dalam laman twitternya.
Kobe tewas dalam tragedi jatuhnya helikopter yang terjadi di Calabasas, California, Minggu waktu setempat. Helikopter yang ditumpangi pria 41 tahun ini dikabarkan terjatuh dan terbakar saat perjalanan menuju Mamba Academy.
Tak hanya Kobe, Gianni Maria Onore Bryant, putri kedua dari pernikahannya dengan Vannesa, juga menjadi korban dalam insiden itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020
Kobe Bryant memang dikenal sebagai fans fanatik Rossonerri. Ketika ia masih berumur enam tahun, Kobe sempat tinggal di Italia. Kala itu prestasi yang diukir AC Milan membuat Kobe muda jatuh hati terhadap klub yang bermarkas di San Siro itu.
Kobe bahkan pernah menyatakan dalam sebuah wawancara dengan Corriere dello Sport beberapa tahun silam, bahwa ia merupakan fans AC Milan sejati.
Baca juga: Obituari Kobe Bryant, panutan generasi masa kini
"Saya selalu bilang jika Anda memotong tangan kiri saya, darahnya akan berwarna merah-hitam dan jika Anda memotong tangan sebelah kanan, darahnya kuning-ungu," kata dia saat itu.
Simbol warna yang diungkapkan Kobe yakni Merah-hitam merujuk pada warna kebesaran AC Milan, sementara warna Kuning-Ungu adalah tempatnya mengukir sejarah bersama Los Angeles Lakers.
Rasa cintanya terhadap AC Milan juga ia tunjukan dengan cara mendatangi markas klub, selain menonton langsung pertandingan. Maka pantas jika AC Milan harusnya menjadi yang paling sedih atas kehilangan legenda NBA itu.
"Tak bisa berkata-kata untuk mengungkapkan seberapa terkejutnya kami mendengar kabar meninggalnya salah satu legenda olahraga terbaik sepanjang sejarah dan juga fans AC Milan, Kobe Bryant. Semoga keluarga yang ditinggalkan dapat kuat melewati cobaan ini. Anda akan selalu dirindukan, Kobe," tulis AC Milan dalam laman twitternya.
We have no words to express how shocked we are to hear of the tragic passing of one of the greatest sportsmen of all time and Rossonero fan, Kobe Bryant. All our thoughts are with the families of those affected by this tragic accident. You will forever be missed, Kobe ???????? pic.twitter.com/FOd365chEL
— AC Milan (@acmilan) January 26, 2020
Kobe tewas dalam tragedi jatuhnya helikopter yang terjadi di Calabasas, California, Minggu waktu setempat. Helikopter yang ditumpangi pria 41 tahun ini dikabarkan terjatuh dan terbakar saat perjalanan menuju Mamba Academy.
Tak hanya Kobe, Gianni Maria Onore Bryant, putri kedua dari pernikahannya dengan Vannesa, juga menjadi korban dalam insiden itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020