Puluhan pendekar silat dari berbagai perguruan "bertarung" dalam gebyar memperingati hari lahir (Harlah) Al Jam'iyatul Washliyah ke 89/2019, berlangsung di pondok pesantren Al Washliyah Kota Tanjungbalai, Sabtu (30/11).

Ketua DPD Al Washliyah, Buya Gustami mengatakan, pertarungan pendekar silat itu bukanlah sebenarnya, namun bentuk silaturahmi para guru besar dan pendekar-pendekar silat dari sejumlah perguruan/padepokan silat.

"Selain mengeratkan tali silaturahim sesama perguruan atau padepokan silat, tarung dan pertunjukan pencak silat ini bertujuan untuk melestarikan seni bela diri tradisional yang berasal dari kepulauan Nusantara, bahkan dikenal di kawasan semenanjung Asia," kata Gustami.

Menurut dia, silaturahmi tersebut diikuti puluhan pendekar silat dari berbagai perguruan yang ada di Tanjungbalai hingga luar daerah, seperti Kota Medan dan Tebing Tinggi, serta Kabupaten Asahan.

"Kegiatan ini sengaja kami gelar dalam rangka memeriahkan Harlah Al Jam'iyatul Washliyah ke-89 dengan tujuan tetap melesatarikan budaya dan tradisi Nusantara," kata Buya Gustami.

Sementara itu, sesepuh pendekar silat, Tuan Syekh Silau Laut, Kabupaten Asahan, Ibrahim Ali mengatakan, belajar atau mempelajari pencak silat sebaiknya disertai ilmu kebathinan, namun tetap di jalan Allah SWT.

Ibrahim Ali mengatakan, silat hanyalah ilmu untuk mempertahankan diri, bukan untuk menunjuk-nunjuk kehebatan sendiri. Gerakan silat yang lemah lembut menunjukkan budi bahasa dan sopan-santun.

"Pendekar silat juga wajib menjunjung tinggi adab bertarung. Pelajarilah ilmu silat untuk membela diri dan berjihad di jalan Allah," pesan Tuan Syekh Ibrahim Ali.

Hadir dalam acara tersebut, Wakil Wali Kota, H.Ismail, Kapolres, AKBP Putu Yudha Prawira, Ketua KONI, Fredy Lizaro Sitorus, serta tamu dan undangan lainnya merupakan pendekar silat dari luar Tanjungbalai.

Pewarta: Yan Aswika

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019