Untuk mewujudkan visi misi Bupati Mandailing Natal Drs Dahlan Hasan Nasution "Mewujudkan Mandailing Natal yang Berkedaulatan Pangan, Mandiri Ekonomi, Sehat, Cerdas, Didukung Sarana Prasarana, Infrastruktur Yang Kuat Serta Masyarakat Religius Berbudaya“, Dinas Pertanian Madina terus melakukan beberapa langkah strategis guna membangkitkan semangat dan meningkatkan produktivitas masyarakat petani di kabupaten itu.
Beberapa langkah strategis yang dilakukan itu diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Produksi Tanaman Holtikultura
Jenis tanaman holtikultura yang menjadi perhatian Dinas Pertanian diantaranya adalah kebun cabai, bawang dan kentang.
Untuk luas lahan kebun cabe tahun 2018 di Kabupaten Madina adalah 385 Ha dengan produksi 6.098 ton. Sementara harga perkilogram yaitu Rp 40.000. Maka estimasi penghasilan petani cabe tahun 2018 adalah Rp 243,9 miliar.
Kemudian, tanaman bawang merah. Untuk tahun 2018, luas lahan kebun bawang merah adalah 53 hektar dengan produksi 212 ton dengan harga Rp 28 ribu perkilo. Dan estimasi penghasilan petani bawang merah yaitu Rp 59,3 miliar.
Selanjutnya tanaman kentang. Luas tanaman kentang di Kabupaten Madina tahun 2018 yaitu 18 hektar, dan produksinya sebanyak 417 ton dengan harga Rp 10 ribu perkilo. Estimasi penghasilan petani kentang yaitu Rp 4,17 miliar
Selain tanaman holtikultura, Dinas Pertanian Kabupaten Madina juga memperhatikan dan mensubsidi perkebunan jeruk. Luas pengembangan Jeruk Maga di Kabupaten Madina adalah 40 hektar.
Saat ini yang produksi seluas 28 hektar. Dalam satu hektar ditanam sebanyak 300 pohon jeruk, totalnya adalah 8.400 pohon. Setiap pohon jeruk bisa produksi 30 kilogram, sehingga kebun jeruk dengan luas 40 hektar tersebut menghasilkan buah 252 ton sekali panen.
Dalam setahun, pohon jeruk empat kali panen. Bila dijumlahkan keseluruhan pohon jeruk menghasilkan 1.008 ton pertahun. Harga jual jeruk adalah Rp 20 ribu perkilo. Total penghasilan jeruk pertahun adalah Rp 20,16 miliar.
Tanaman lain yang jadi perhatian Dinas Pertanian yaitu kelapa. Dalam seminggu, produksi kelapa adalah 347 ribu buah. Dalam setahun produksi kelapa berjumlah 18 juta buah.
Sedangkan harga perbuah kelapa yaitu Rp 2 ribu. Maka pendapatan petani kelapa pertahun sebesar Rp 36 miliar.
2. Kerjasama Pemkab Madina Dengan STPP
Untuk meningkatkan produksi pertanian dan membangkitkan semangat ekonomi petani , Pemerintah Kabupaten Madina melalui Dinas Pertanian melakukan kerjasama dengan Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP).
Ada tiga STPP yang dijalin kerjasama dengan Pemkab Madina, yaitu STPP Medan, STPP Bogor, dan STPP Malang.
Kerjasama tersebut ditandai dengan Memorandum of Understanding (MoU) yang dilaksanakan pada tanggal 23 Mei 2017 di Unpad Training Center (UTC) Bandung.
Para Ketua STPP melaksanakan pertemuan di Bandung dalam rangka pembekalan penerimaan mahasiswa baru untuk STPP se-Indonesia.
MoU antara STPP Medan dengan Pemkab Mandailing Natal Nomor: 1419/HM.210/I.6/0.4/2017 – Nomor: 521/1086.a/DISTAN/IV/2017 Tanggal 25 April 2017.
MoU antara STPP Bogor dengan Pemkab Mandailing Natal Nomor: 290.3/SM.220/I.7/0.4/2017 – Nomor: 521/1089.a/DISTAN/IV/2017 Tanggal 25 April 2017.
Perjanjian Kerjasama (MOU) antara STPP Malang dengan Pemkab Mandailing Natal Nomor: 1337/HK.210/I.9.I/0.4/2017 – Nomor: 521/1087.a/DISTAN/IV/2017 Tanggal 25 April 2017.
MoU tersebut dilanjutkan dengan sosialisasi dan tata cara pendaftaran untuk STPP dilaksanakan di Aula Mitra Tani Panyabungan.
Dari sejumlah tahapan penerimaan tersebut, peserta dari Madina yang lulus sebanyak 21 orang, dengan rincian STPP Medan sebanyak 6 orang, STPP Bogor 8 orang, dan STPP Malang 7 orang.
Pada saat ini, Mahasiswa kerjasama tersebut sedang mengikuti perkuliahan Semester IV dengan IPK rata-rata di atas 3,0.
Pada saat masa bimbingan dasar mahasiswa, Ainil Faidah yang merupakan Mahasiswa STPP Malang berhasil meraih predikat memuaskan pada diklat kedisiplinan, Wawasan Kebangsaan dan Belanegara bagi Mahasiswa Baru STPP Malang.
Pendidikan mahasiswa kerjasama ini akan selesai/wisuda pada Tahun 2021. Selama pendidikan mahasiswa kerjasama tidak dipungut biaya dan setelah selesai pendidikan mahasiswa akan mengabdi kepada Pemerintah Kabupaten Madina yang disesuaikan dengan kebutuhan.
3. Potensi Kopi Arabika dan Kopi Robusta Mandailing
Untuk potensi tanaman sesuai dengan data statistik perkebunan tahun 2017, terdapat seluas 2.907,85 Ha dan tahun 2018 terdapat seluas 3.230,21 Ha.
Dari data tersebut terjadi peningkatan luasan lahan pada tahun 2018 yang mana untuk tanaman kopi Arabika yang potensial ditanam pada Kecamatan Ulu Pungkut, Kotanopan, Pakantan, Puncak Sorik Marapi, Batang Natal dan Panyabungan Timur.
Oleh karena itu, potensi pengembangan tanaman kopi Arabika di Kabupaten Mandailing Natal masih cukup luas, mengingat luasan lahan pertanaman kopi jenis arabika masih banyak yang butuh perhatian.
Adapun angka potensial pengembangan tanaman kopi arabika untuk keseluruhan di Kabupaten Madina berkisar 425 Ha.
Sama halnya untuk kopi jenis Robusta masih butuh perhatian, dimana potensi pengembangan tanaman kopi robusta bisa dikatakan lebih rendah dibanding kopi Arabika.
Lokasi kecamatan kopi Robusta juga hampir sama dengan lokasi pengembangan kopi Arabika, yang membedakan hanya iklim ketinggian tempat saja.
Jenis kopi Arabika membutuhkan ketinggian ± 900 mdpl, sedangkan kopi robusta bisa tumbuh di ketinggian > 400 mdpl. Untuk saat ini, luasan lahan kopi robusta untuk Kabupaten Madina, sesuai dengan data statistik perkebunan, tahun 2017 seluas 1.1009,44 Ha. Dan, tahun 2018 seluas 1.112,37 Ha.
4. Kebun Manggis
Kebun manggis di Kabupaten Madina juga salah satu komoditi yang menjadi pertanian Dinas Pertanian Kabupaten Madina.
Buah manggis produksi pertanian Madina yang dibawa ke luar daerah sebanyak 60 ton. Perkiraan masa panen pohon Manggis ini selama 75 hari. Dan, jumlah produksi pertahun (setahun satu kali panen) adalah 4.500 ton.
Harga buah manggis untuk kualitas super yaitu Rp 20 ribu perkilo. Sementara harga untuk buah BS sebesar Rp 10 ribu perkilo. Estimasi penjualan atau penghasilan petani manggis di Kabupaten Madina pertahun sebesar Rp 72 miliar pertahun.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019
Beberapa langkah strategis yang dilakukan itu diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Produksi Tanaman Holtikultura
Jenis tanaman holtikultura yang menjadi perhatian Dinas Pertanian diantaranya adalah kebun cabai, bawang dan kentang.
Untuk luas lahan kebun cabe tahun 2018 di Kabupaten Madina adalah 385 Ha dengan produksi 6.098 ton. Sementara harga perkilogram yaitu Rp 40.000. Maka estimasi penghasilan petani cabe tahun 2018 adalah Rp 243,9 miliar.
Kemudian, tanaman bawang merah. Untuk tahun 2018, luas lahan kebun bawang merah adalah 53 hektar dengan produksi 212 ton dengan harga Rp 28 ribu perkilo. Dan estimasi penghasilan petani bawang merah yaitu Rp 59,3 miliar.
Selanjutnya tanaman kentang. Luas tanaman kentang di Kabupaten Madina tahun 2018 yaitu 18 hektar, dan produksinya sebanyak 417 ton dengan harga Rp 10 ribu perkilo. Estimasi penghasilan petani kentang yaitu Rp 4,17 miliar
Selain tanaman holtikultura, Dinas Pertanian Kabupaten Madina juga memperhatikan dan mensubsidi perkebunan jeruk. Luas pengembangan Jeruk Maga di Kabupaten Madina adalah 40 hektar.
Saat ini yang produksi seluas 28 hektar. Dalam satu hektar ditanam sebanyak 300 pohon jeruk, totalnya adalah 8.400 pohon. Setiap pohon jeruk bisa produksi 30 kilogram, sehingga kebun jeruk dengan luas 40 hektar tersebut menghasilkan buah 252 ton sekali panen.
Dalam setahun, pohon jeruk empat kali panen. Bila dijumlahkan keseluruhan pohon jeruk menghasilkan 1.008 ton pertahun. Harga jual jeruk adalah Rp 20 ribu perkilo. Total penghasilan jeruk pertahun adalah Rp 20,16 miliar.
Tanaman lain yang jadi perhatian Dinas Pertanian yaitu kelapa. Dalam seminggu, produksi kelapa adalah 347 ribu buah. Dalam setahun produksi kelapa berjumlah 18 juta buah.
Sedangkan harga perbuah kelapa yaitu Rp 2 ribu. Maka pendapatan petani kelapa pertahun sebesar Rp 36 miliar.
2. Kerjasama Pemkab Madina Dengan STPP
Untuk meningkatkan produksi pertanian dan membangkitkan semangat ekonomi petani , Pemerintah Kabupaten Madina melalui Dinas Pertanian melakukan kerjasama dengan Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP).
Ada tiga STPP yang dijalin kerjasama dengan Pemkab Madina, yaitu STPP Medan, STPP Bogor, dan STPP Malang.
Kerjasama tersebut ditandai dengan Memorandum of Understanding (MoU) yang dilaksanakan pada tanggal 23 Mei 2017 di Unpad Training Center (UTC) Bandung.
Para Ketua STPP melaksanakan pertemuan di Bandung dalam rangka pembekalan penerimaan mahasiswa baru untuk STPP se-Indonesia.
MoU antara STPP Medan dengan Pemkab Mandailing Natal Nomor: 1419/HM.210/I.6/0.4/2017 – Nomor: 521/1086.a/DISTAN/IV/2017 Tanggal 25 April 2017.
MoU antara STPP Bogor dengan Pemkab Mandailing Natal Nomor: 290.3/SM.220/I.7/0.4/2017 – Nomor: 521/1089.a/DISTAN/IV/2017 Tanggal 25 April 2017.
Perjanjian Kerjasama (MOU) antara STPP Malang dengan Pemkab Mandailing Natal Nomor: 1337/HK.210/I.9.I/0.4/2017 – Nomor: 521/1087.a/DISTAN/IV/2017 Tanggal 25 April 2017.
MoU tersebut dilanjutkan dengan sosialisasi dan tata cara pendaftaran untuk STPP dilaksanakan di Aula Mitra Tani Panyabungan.
Dari sejumlah tahapan penerimaan tersebut, peserta dari Madina yang lulus sebanyak 21 orang, dengan rincian STPP Medan sebanyak 6 orang, STPP Bogor 8 orang, dan STPP Malang 7 orang.
Pada saat ini, Mahasiswa kerjasama tersebut sedang mengikuti perkuliahan Semester IV dengan IPK rata-rata di atas 3,0.
Pada saat masa bimbingan dasar mahasiswa, Ainil Faidah yang merupakan Mahasiswa STPP Malang berhasil meraih predikat memuaskan pada diklat kedisiplinan, Wawasan Kebangsaan dan Belanegara bagi Mahasiswa Baru STPP Malang.
Pendidikan mahasiswa kerjasama ini akan selesai/wisuda pada Tahun 2021. Selama pendidikan mahasiswa kerjasama tidak dipungut biaya dan setelah selesai pendidikan mahasiswa akan mengabdi kepada Pemerintah Kabupaten Madina yang disesuaikan dengan kebutuhan.
3. Potensi Kopi Arabika dan Kopi Robusta Mandailing
Untuk potensi tanaman sesuai dengan data statistik perkebunan tahun 2017, terdapat seluas 2.907,85 Ha dan tahun 2018 terdapat seluas 3.230,21 Ha.
Dari data tersebut terjadi peningkatan luasan lahan pada tahun 2018 yang mana untuk tanaman kopi Arabika yang potensial ditanam pada Kecamatan Ulu Pungkut, Kotanopan, Pakantan, Puncak Sorik Marapi, Batang Natal dan Panyabungan Timur.
Oleh karena itu, potensi pengembangan tanaman kopi Arabika di Kabupaten Mandailing Natal masih cukup luas, mengingat luasan lahan pertanaman kopi jenis arabika masih banyak yang butuh perhatian.
Adapun angka potensial pengembangan tanaman kopi arabika untuk keseluruhan di Kabupaten Madina berkisar 425 Ha.
Sama halnya untuk kopi jenis Robusta masih butuh perhatian, dimana potensi pengembangan tanaman kopi robusta bisa dikatakan lebih rendah dibanding kopi Arabika.
Lokasi kecamatan kopi Robusta juga hampir sama dengan lokasi pengembangan kopi Arabika, yang membedakan hanya iklim ketinggian tempat saja.
Jenis kopi Arabika membutuhkan ketinggian ± 900 mdpl, sedangkan kopi robusta bisa tumbuh di ketinggian > 400 mdpl. Untuk saat ini, luasan lahan kopi robusta untuk Kabupaten Madina, sesuai dengan data statistik perkebunan, tahun 2017 seluas 1.1009,44 Ha. Dan, tahun 2018 seluas 1.112,37 Ha.
4. Kebun Manggis
Kebun manggis di Kabupaten Madina juga salah satu komoditi yang menjadi pertanian Dinas Pertanian Kabupaten Madina.
Buah manggis produksi pertanian Madina yang dibawa ke luar daerah sebanyak 60 ton. Perkiraan masa panen pohon Manggis ini selama 75 hari. Dan, jumlah produksi pertahun (setahun satu kali panen) adalah 4.500 ton.
Harga buah manggis untuk kualitas super yaitu Rp 20 ribu perkilo. Sementara harga untuk buah BS sebesar Rp 10 ribu perkilo. Estimasi penjualan atau penghasilan petani manggis di Kabupaten Madina pertahun sebesar Rp 72 miliar pertahun.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019