Federasi Bulu Tangkis Dunia atau Badminton World Federation (BWF) baru saja menerbitkan daftar peringkat pemain-pemain bulu tangkis terbaru.

Pada pekan ke-36 atau tepatnya 3 September 2019, terjadi persaingan sengit di puncak rangking dunia untuk sektor ganda putra.

Sampai dengan hari ini, Minggu, 8 September 2019, posisi peringkat pertama masih dikuasai oleh Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo. Pasangan yang lebih dikenal dengan julukan The Minions itu memimpin posisi puncak dengan total poin 101.353.

Sementara itu, menempel ketat di bawah The Minions, yaitu Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan. Pasangan yang dijuluki The Daddies itu menduduki rangking kedua dunia dengan total poin 89.937.

Saat ini, poin keduanya hanya terpaut 11.416. Bukan hal mustahil bagi Ahsan/Hendra untuk menggantikan posisi The Minions. Atau bisa saja Marcus/Kevin yang terus bertahan di posisi teratas.

Berdasarkan data BWF, Marcus/Kevin dan Ahsan/Hendra sudah 10 kali bertemu di lapangan. Dari seluruh pertemuan tersebut, Marcus/Kevin tercatat sudah menang delapan kali atas The Daddies.

Delapan turnamen bulu tangkis yang telah dimenangkan oleh The Minions itu, antara lain Chinese Taipei Open 2015, India Open 2018, Indonesia Open 2018, Denmark Open 2018, Hong Kong Open 2018, Indonesia Masters 2019, Indonesia Open 2019 dan Japan Open 2019.

Sedangkan dua catatan kemenangan Ahsan/Hendra atas Marcus/Kevin, yakni pada turnamen Indonesia Open 2015 yang merupakan pertemuan pertama bagi keduanya dan Malaysia Open 2016.

Saat ini, kualifikasi penghitungan poin menuju Olimpiade Tokyo, Jepang 2020 sudah dimulai, yakni sejak 29 April 2019 dan akan berakhir pada 26 April 2020 mendatang.

Pelatih bulu tangkis ganda putra nasional Indonesia Herry Iman Pierngadi pun mengatakan peta persaingan menuju kejuaraan bergengsi itu sudah mulai terbaca.

“Sekarang proses kualifikasi itu sudah setengah jalan dan peta persaingan juga mulai terbaca. Menurut saya, saat ini sudah 50 persen bisa diperkirakan siapa yang bisa lolos ke Olimpiade 2020,” kata Herry.

Performa stabil 

Marcus/Kevin pertama kali menduduki singgasana rangking satu ganda putra dunia pada September 2017, atau lebih tepatnya usai menjuarai turnamen Japan Open 2017.

Posisi rangking satu dunia itu berhasil direbut oleh The Minions dari pasangan ganda putra asal Denmark Mathias Boe/Carsten Morgensen.

Meskipun belum berhasil menjadi juara ganda putra di kejuaraan All England 2019 maupun Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis BWF 2019, posisi Marcus/Kevin tidak tergeser dari peringkat satu dunia sampai dengan saat ini.

Menurut pelatih bulu tangkis ganda putra nasional Indonesia Herry Iman Pierngadi, performa The Minions hingga kini masih stabil dan tidak mengalami penurunan.

“Penampilan Marcus/Kevin tidak menurun, masih stabil, buktinya masih berada di posisi rangking satu dunia sampai sekarang. Kalau memang belum juara dunia, itu belum rezeki saja,” kata Herry.

Seperti diketahui, Marcus/Kevin dikalahkan oleh pasangan asal Korea Selatan Choi Sol-Gyu/Seo Seung-jae pada babak kedua Kejuaraan Dunia BWF 2019 dalam tiga gim dengan skor 21-16, 14-21, 21-23.

Sebelumnya, The Minions juga tersingkir di babak pertama turnamen All England Open 2019 yang diselenggarakan pada Maret 2019 usai ditaklukkan oleh pasangan China Liu Cheng/Zhang Nan dengan perolehan 19-21, 22-20, 17-21.

Herry mengatakan ekspektasi masyarakat terhadap Marcus/Kevin amat sangat tinggi, sehingga ketika pasangan itu mengalami kekalahan dalam suatu kejuaraan, maka akan langsung dianggap sebagai masalah besar.

“Ekspektasi masyarakat terhadap Marcus/Kevin itu harus diakui luar biasa, sangat tinggi. Jadi, ketika mereka kalah dalam satu pertandingan saja, langsung timbul kesan seolah-olah mereka sudah gagal total. Padahal tidak begitu,” ujar Herry.

Sepanjang 2019, Marcus/Kevin sudah berhasil menjuarai empat turnamen bulu tangkis internasional, antara lain Malaysia Masters 2019, Indonesia Masters 2019, Indonesia Open 2019 dan Japan Open 2019.

Usai Kejuaraan Dunia BWF, The Minions dijadwalkan akan kembali berlaga dalam turnamen bulu tangkis level Super 1.000 China Open 2019 yang diselenggarakan pada 17 hingga 22 September 2019 di Changzhou, China.

Sementara itu, mengenai Olimpiade Tokto 2020, Herry mengaku tidak ingin ikut campur terkait pasangan mana yang akan tampil.

Pelatih berjuluk Naga Api itu berharap hanya pasangan dengan peringkat terbaik yang bertanding di Olimpiade nanti.

“Yang pasti, fighting spirit mereka (Marcus/Kevin) bagus. Buktinya, setelah gagal di All England 2019, mereka langsung bangkit, cepat move on dan bisa menjadi juara di dua turnamen berikutnya, yaitu Indonesia Open 2019 dan Japan Open 2019. Jadi, kita lihat saja nanti,” ungkap Herry.

Obsesi juara

Meskipun saat ini tidak bertengger di posisi rangking satu dunia seperti Marcus/Kevin, Ahsan/Hendra juga menorehkan sederet prestasi gemilang di kancah bulu tangkis dunia.

Sepanjang 2019, beberapa prestasi yang berhasil diraih oleh The Daddies, antara lain juara All England 2019, juara New Zealand Open 2019 dan juara BWF World Championships (kejuaraan dunia bulu tangkis) 2019.

Bagi Ahsan/Hendra, gelar juara All England kali ini merupakan yang kedua. Sebelumnya pada 2014, mereka pernah merebut gelar juara pada kejuaraan yang sama.

Selain All England, The Daddies juga menambah catatan prestasi di Kejuaraan Dunia. Setelah dua kali menjuarai BWF World Championships, yaitu pada 2013 dan 2015, tahun ini mereka kembali memenangkan kejuaraan tersebut.

Setelah Kejuaraan Dunia, Ahsan mengaku belum berencana pensiun dari dunia bulu tangkis dan masih ingin terus mencetak prestasi bersama rekannya Hendra Setiawan.

“Rencana setelah Olimpiade Tokyo 2020, masih lanjut main, belum mau berhenti. Koh Hendra (sapaan akrab Hendra Setiawan) juga sepertinya belum mau berhenti, masih mau lanjut terus,” kata Ahsan.

Lebih lanjut, pebulutangkis yang baru saja merayakan ulang tahunnya ke-32 itu mengaku saat ini sudah memasang target untuk memenangkan medali emas di ajang Olimpiade Tokyo 2020 mendatang.

“Target kami memang ke Olimpiade, tapi jalan masih panjang. Sekarang yang penting bagi kami adalah lolos kualifikasi dulu. Olimpiade memang satu-satunya medali yang belum pernah saya dapatkan, tapi saya tidak mau terlalu ngotot, redam ambisi dulu,” ujar pemain jebolan klub bulu tangkis PB Djarum Kudus itu.

Sementara itu, menurut Herry, walaupun saat ini usia Ahsan/Hendra terbilang sudah tidak muda lagi, keduanya masih memiliki mental yang unggul ketika bertanding di lapangan.

“Kelebihan mereka (Ahsan/Hendra) sebagai pemain senior itu adalah sudah lebih matang, lebih tenang menghadapi lawan. Mental mereka stabil dan mantap. Mereka juga memiliki sikap tidak mau gampang menyerah dalam pertandingan.. Sikap itu yang harus jadi panutan,” tutur Herry.

Oleh karena itu, dia pun mengaku optimistis Ahsan/Hendra masih mampu mencetak sejumlah prestasi, tak terkecuali di Olimpiade Tokyo 2020 mendatang.

“Soal Olimpiade, apapun bisa terjadi, karena nanti PBSI masih harus rapat untuk menentukan siapa saja yang berangkat. Yang pasti, saya sudah katakan ke semua pemain agar berusaha semaksimal mungkin dan selalu bersaing secara terbuka dan sportif,” ungkap Herry.

Jalan menuju Olimpiade Tokyo 2020 masih terbuka lebar. Siapa yang mampu bertanding dengan baik, maka dialah yang akan diberangkatkan. Namun siapapun wakilnya nanti, diharapkan bisa membuat lagu Indonesia Raya berkumandang di negeri sakura tersebut.

Pewarta: Rr. Cornea Khairany

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019