Sebanyak 31 atlet Universal Taekwondo Indonesia Profesional (UTI-Pro) Sumatera Utara berhasil meraih 23 emas, 18 perak dan 8 perunggu pada Kejuaraan Nasional Taragak yang digelar Bukit Tinggi, Sumatera Barat, awal September lalu. 

Perolehan medali tersebut berhasil menempatkan UTI Pro Sumatera Utara sebagai juara umum ketiga untuk jumlah perolehan medali.

Dari atlet-atlet yang ikut berlaga, Idzi Fazrul Effendi, atlet asal Binjai berhasil meraih empat medali pada kelas kyourugi, poomsae individu, poomsae fair dan poomsae beregu.

Ketua UTI Pro Sumatera Utara, Bobby Octavianus Zulkarnain SE didampingi Sekretaris, Maria Ginting, mendampingi Idzi Fazrul Effendi untuk bertemu dengan Kapolres Binjai, AKBP Nugroho Tri N, di ruang kerjanya. Kamis (5/9). 

UTI Pro Sumut  menyampaikan apresiasi atas perhatian dan kepedulian Kapolres Binjai, AKBP Nugroho Tri N tehadap prestasi para atlit di Kota Binjai.

“Sejauh ini, UTI Pro Sumut belum merasakan perhatian lebih dari pemerintah. Namun demikian dengan adanya  perhatian yang sudah diberikan Kapolres Binjai, kami harapnya dapat  ditiru dan diikuti oleh pemerintah. Bahwa dalam membina olahraga, pemerintah maupun swasta harus ikut terlibat dan saling bergandeng tangan,” ungkap Bobby.

Sama dengan Bobby, Sekretaris UTI Pro Sumatera Utara, Maria Ginting, menambahkan bahwa UTI Pro merupakan olahraga yang berada di bawah Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI). 

Sesuai Undang-Undang, kepala daerah harusnya dapat memberi perhatian kepada cabang-cabang olahraga profesional di bawah BOPI.

“Namun, sampai saat ini kita merasa  Pemda belum memberikan perhatiannya karena BOPI di Sumatera Utara belum terbentuk. Sehingga untuk mengikuti kejuaraan dan mendidik atlit agar berprestasi, kita harus mandiri dan mencari sendiri anggaran untuk mengikutinya,” ucap Maria seraya menyebutkan di Sumatera Utara, ada delapan dojang sudah dibentuk.

Kapolres Binjai, AKBP Nugroho Tri N, didampingi Kasat Binmas, AKP E Sinuhaji, tidak menampik persoalan anggaran tidak hanya terjadi pada pembinaan atlit di daerah saja. Tetapi di pusat, hal serupa juga terjadi.

“Anggaran kita itu terbatas. Contohnya saja, untuk pusat hanya ada pelatnas, sedangkan untuk mengikuti kejuaraan-kejuaraan lain, pengurus harus mencari anggaran sendiri,” paparnya.

Sehingga Nugroho mendorong, para atlet terus berprestasi agar mendapat dukungan dari pihak swasta. Melalui prestasi tersebut, diharapkan dapat mengunggah hati para sponsor.

"Jadi kalau kita sudah juara, jangan puas diri dulu. Sebab, mempertahankan itu lebih sulit dari mendapatkannya. Para atlit harus terus berlatih untuk meningkatkan prestasinya,” tekan Nugroho kepada Idzi. 

Pewarta: Rel

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019