Harga minyak dunia naik pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), karena para pelaku pasar memperkirakan Federal Reserve akan menurunkan suku bunga acuannya pada akhir pertemuan kebijakan dua hari Rabu (31/7/2019) waktu setempat.

Patokan AS, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September, naik 0,67 dolar AS menjadi menetap pada 56,87 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Sementara itu, patokan global minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman September, naik 0,25 dolar AS menjadi ditutup pada 63,71 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.



Bank sentral AS akan memulai pertemuan kebijakan moneter dua hari pada Selasa waktu setempat, dan akan mengumumkan keputusannya apakah akan menyesuaikan suku bunga pada Rabu (31/7/2019) sore.

Para investor telah memberikan harga tinggi pada pergerakan penurunan suku bunga Federal Reserve segera.



"The Fed kemungkinan besar akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin. Kami memperkirakan panduan dovish, membuka jalan untuk setidaknya satu pemotongan lagi akhir tahun ini," Chris Low, kepala ekonom di FTN Financial, mengatakan dalam sebuah catatan pada Senin (29/7/2019).

Harga minyak mentah juga mendapat dukungan dari ketegangan yang sedang berlangsung di Timur Tengah, yang dapat mengganggu aliran minyak.

Iran baru-baru ini menangkap kapal tanker minyak Inggris, Stena Impero, di Selat Hormuz, setelah pemerintah Inggris menahan kapal tanker minyak Iran awal bulan ini di Selat Gibraltar dengan tuduhan bahwa "itu melanggar sanksi Uni Eropa atas Suriah."

Baca juga: Wall Street bervariasi menjelang keputusan penurunan suku bunga acuan

Baca juga: Emas berjangka sedikit lebih tinggi jelang pertemuan Fed

Baca juga: Dolar AS menguat menjelang pengumuman hasil pertemuan Fed

Insiden itu meningkatkan ketegangan antara Iran dan Barat, meningkatkan potensi gangguan terhadap aliran minyak mentah melalui Selat Hormuz, catat para pakar.
 

Pewarta: Apep Suhendar

Editor : Akung


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019