Hasil visum et refertum yang dilakukan tim dokter forensik RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi kepada jasad AU (22) yang merupakan alumni Institut Pertanian Bogor (IPB) warga Kabupaten Cianjur terungkap sebelum meninggal korban alami dahulu kekerasan fisik.
"Dari hasil visum ditemukan beberapa luka dan memar terutama di area wajah dan lengan yang diduga akibat kekerasan tumpul. Tapi tidak ada luka akibat senjata tajam," kata Dokter Forensik Nurul Aida Fatia di Sukabumi, Selasa.
Kemudian di kemaluannya saat dari lokasi penemuan korban di Kelurahan Bababakan, Kecamatan Cibeureum ada bercak darah namun seperti darah menstruasi. Tetapi, pihaknya masih menunggu hasil laboratorium untuk diketahui apakah darahnya itu darah menstruasi atau bukan dan ada atau tidak kecurigaan persetubuhan.
Menurutnya, kekerasan tumpul yang ada di wajah dan sekitar rahang korban terlihat seperti kekurangan oksigen namun belum diketahui apakah sebelum meninggal dibekap terlebih dahulu atau tidak. Kematian korban diperkirakan antara 12 hingga18 jam jika ditarik ulur bukan dari sejak jasadnya ditemukan.
Untuk mengetahui penyebab lainnya apakah korban juga mengalami kekerasan seks sebelum meninggal masih menunggu hasil laboratorium yang diperkirakan selesai 2 X 24 jam atau sekitar Rabu, (24/7).
"Yang jelas dari hasil pemeriksaan di wajah, rahang dan lengan ada kekerasan tumpul serta terkesan korban kekurangan oksigen sebelum meninggal dunia. Apakah nantinya ditemukan bukti lainnya kami masih menunggu hasil laboratorium," tambahnya.
Sementara, Kapolres Sukabumi Kota AKBP Susatyo Purnomo Condro mengatakan pihaknya sudah memeriksa beberapa saksi baik warga yang menemukan jasad korban maupun keluarga almarhum AU yang merupakan warga Kelurahan Sayang, Kecamatan/Kabupaten Cianjur.
Selain itu, pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan anggota Polres lainnya untuk mengungkap kasus temuan jenazah wanita yang diduga menjadi korban pembunuhan.
Baca juga: Pelaku diduga pembunuh pegawai Dinas Pariwisata ditangkap
Baca juga: Pegawai Dinas Pariwisata ditemukan tewas di selokan
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019
"Dari hasil visum ditemukan beberapa luka dan memar terutama di area wajah dan lengan yang diduga akibat kekerasan tumpul. Tapi tidak ada luka akibat senjata tajam," kata Dokter Forensik Nurul Aida Fatia di Sukabumi, Selasa.
Kemudian di kemaluannya saat dari lokasi penemuan korban di Kelurahan Bababakan, Kecamatan Cibeureum ada bercak darah namun seperti darah menstruasi. Tetapi, pihaknya masih menunggu hasil laboratorium untuk diketahui apakah darahnya itu darah menstruasi atau bukan dan ada atau tidak kecurigaan persetubuhan.
Menurutnya, kekerasan tumpul yang ada di wajah dan sekitar rahang korban terlihat seperti kekurangan oksigen namun belum diketahui apakah sebelum meninggal dibekap terlebih dahulu atau tidak. Kematian korban diperkirakan antara 12 hingga18 jam jika ditarik ulur bukan dari sejak jasadnya ditemukan.
Untuk mengetahui penyebab lainnya apakah korban juga mengalami kekerasan seks sebelum meninggal masih menunggu hasil laboratorium yang diperkirakan selesai 2 X 24 jam atau sekitar Rabu, (24/7).
"Yang jelas dari hasil pemeriksaan di wajah, rahang dan lengan ada kekerasan tumpul serta terkesan korban kekurangan oksigen sebelum meninggal dunia. Apakah nantinya ditemukan bukti lainnya kami masih menunggu hasil laboratorium," tambahnya.
Sementara, Kapolres Sukabumi Kota AKBP Susatyo Purnomo Condro mengatakan pihaknya sudah memeriksa beberapa saksi baik warga yang menemukan jasad korban maupun keluarga almarhum AU yang merupakan warga Kelurahan Sayang, Kecamatan/Kabupaten Cianjur.
Selain itu, pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan anggota Polres lainnya untuk mengungkap kasus temuan jenazah wanita yang diduga menjadi korban pembunuhan.
Baca juga: Pelaku diduga pembunuh pegawai Dinas Pariwisata ditangkap
Baca juga: Pegawai Dinas Pariwisata ditemukan tewas di selokan
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019