Rektor Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) Dr Agussani melakukan kunjungan ke Gubernur Riau, Syamsuar, untuk menjajaki kerja sama dengan pemerintah Riau dalam pengembangan sumber daya manusia melalui pendidikan dan pusat kajian budaya Melayu.
"Sebagai pimpinan perguruan tinggi saya merasa terpanggil untuk bisa ikut menyumbangkan pikiran, ide dan gagasan dalam pengembangan sumber daya manusia. UMSU dalam hal ini siap untuk melakukan kajian terkait Budaya Melayu," katanya didampingi tokoh agama Sumut, KH Amiruddin, MS saat melakukan kunjungan silaturahim ke Gubernur Riau, Syamsuar di Kantor Gubernur, Jumat (19/7).
Ia mengatakan etnis Melayu sesungguhnya telah memiliki peradaban tinggi dalam membangun bangsa dan negara. Maka penting untuk mempertahankan eksistensi budaya Melayu agar tidak tergerus budaya luar akibat perkembangan zaman.
Kunjungan silaturahim itu yang pertama dilakukan Rektor UMSU, setelah Syamsuar dilantik sebagai Gubernur Riau.
Gubernur Riau Syamsuar menjabat sejak 20 Februari 2019, sebelumnya menjabat sebagai Bupati Siak 2 periode yakni 2011-2016 dan 2016-2019 dan Wakil Bupati Siak periode 2001-2006.
Lebih lanjut, kunjungan yang dilakukan Rektor UMSU ke Gubernur Riau selain sebagai silaturrahim juga diharapkan akan melahirkan gagasan yang bisa jadi motivasi dalam membangun sinergi.
Sebagai putra Kampar, ia berharap ada sinergi sebagai wujud gagasan Melayu Bersatu yang sebelumnya sudah didengungkan dalam berbagai pertemuan tokoh Melayu, baik di Sumatera Utara maupun Riau.
"Kebetulan Gubernur Sumut dan Gubernur Riau sama-sama putra Melayu yang saat ini menjadi tumpuan harapan masyarakat untuk bisa saling bersinergi mewujudkan gagasan Melayu bersatu " katanya.
Lebih lanjut, gagasan Melayu Bersatu yang sudah didengungkan bukan tanpa alasan. Hal ini berdasarkan bukti catatan sejarah Kesultanan Melayu Siak dengan beberapa kesultanan di beberapa daerah Sumatera Utara yang dikenal punya hubungan begitu erat.
Kebersatuan etnis Melayu sekarang ini menjadi hal mutlak karena menyangkut eksistensi di masa depan.
Maka penting ada pertemuan-pertemuan bersifat lokal, nasional dan internasional demi menjaga pepatah, tak melayu hilang di bumi.
"Generasi muda Melayu dalam hal ini menjadi pilar utama dalam penanaman nilai- nilai budaya Melayu. Gagasan-gagasan dalam mewujudkan Melayu Bersatu bisa jadi motivasi bagi generasi muda," katanya.
Baca juga: Rektor UMSU: Dragon Boat festival ikon yang membanggakan Kampar
Baca juga: Mahasiswa UMSU luncurkan komik berisi pendidikan karakter anak "zaman now"
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019
"Sebagai pimpinan perguruan tinggi saya merasa terpanggil untuk bisa ikut menyumbangkan pikiran, ide dan gagasan dalam pengembangan sumber daya manusia. UMSU dalam hal ini siap untuk melakukan kajian terkait Budaya Melayu," katanya didampingi tokoh agama Sumut, KH Amiruddin, MS saat melakukan kunjungan silaturahim ke Gubernur Riau, Syamsuar di Kantor Gubernur, Jumat (19/7).
Ia mengatakan etnis Melayu sesungguhnya telah memiliki peradaban tinggi dalam membangun bangsa dan negara. Maka penting untuk mempertahankan eksistensi budaya Melayu agar tidak tergerus budaya luar akibat perkembangan zaman.
Kunjungan silaturahim itu yang pertama dilakukan Rektor UMSU, setelah Syamsuar dilantik sebagai Gubernur Riau.
Gubernur Riau Syamsuar menjabat sejak 20 Februari 2019, sebelumnya menjabat sebagai Bupati Siak 2 periode yakni 2011-2016 dan 2016-2019 dan Wakil Bupati Siak periode 2001-2006.
Lebih lanjut, kunjungan yang dilakukan Rektor UMSU ke Gubernur Riau selain sebagai silaturrahim juga diharapkan akan melahirkan gagasan yang bisa jadi motivasi dalam membangun sinergi.
Sebagai putra Kampar, ia berharap ada sinergi sebagai wujud gagasan Melayu Bersatu yang sebelumnya sudah didengungkan dalam berbagai pertemuan tokoh Melayu, baik di Sumatera Utara maupun Riau.
"Kebetulan Gubernur Sumut dan Gubernur Riau sama-sama putra Melayu yang saat ini menjadi tumpuan harapan masyarakat untuk bisa saling bersinergi mewujudkan gagasan Melayu bersatu " katanya.
Lebih lanjut, gagasan Melayu Bersatu yang sudah didengungkan bukan tanpa alasan. Hal ini berdasarkan bukti catatan sejarah Kesultanan Melayu Siak dengan beberapa kesultanan di beberapa daerah Sumatera Utara yang dikenal punya hubungan begitu erat.
Kebersatuan etnis Melayu sekarang ini menjadi hal mutlak karena menyangkut eksistensi di masa depan.
Maka penting ada pertemuan-pertemuan bersifat lokal, nasional dan internasional demi menjaga pepatah, tak melayu hilang di bumi.
"Generasi muda Melayu dalam hal ini menjadi pilar utama dalam penanaman nilai- nilai budaya Melayu. Gagasan-gagasan dalam mewujudkan Melayu Bersatu bisa jadi motivasi bagi generasi muda," katanya.
Baca juga: Rektor UMSU: Dragon Boat festival ikon yang membanggakan Kampar
Baca juga: Mahasiswa UMSU luncurkan komik berisi pendidikan karakter anak "zaman now"
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019