Wilayah Indonesia aman dari dampak badai geomagnetik di matahari yang terjadi pada 12 dan 13 Mei 2019 dan diperkirakan pengaruhnya akan sampai ke bumi pada 16 dan 17 Mei 2019.

"Pengaruhnya hanya di lintang tinggi, sementara Indonesia tidak ada pengaruh sama sekali atau aman," kata Kepala Bidang Geofisika Potensial dan Tanda Waktu Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Hendra Suwarta yang dihubungi di Jakarta, Kamis (16/5).

Berdasarkan pantauan alat magnet bumi BMKG, terjadi pelontaran massa korona atau badai geomagnetik (Corona Mass Ejection/CME) pada 12 dan 13 Mei 2019.

Setelah dihitung, tambahnya, dengan kecepatan 420 kilometer per detik kurang lebih pengaruh CME tersebut sampai ke bumi tiga hingga empat hari atau sekitar tanggal 16 dan 17 Mei 2019.

Badai geomagnetik ini diperkirakan terjadi pada kategori G2 atau moderat (sedang), tambah Hendra.

Badai geomagnetik atau umum disebut sebagai badai matahari adalah gangguan sementara dari magnetosfer bumi yang disebabkan oleh gelombang kejut angin matahari dan atau awan medan magnet yang berinteraksi dengan medan magnet bumi .

Dampak dari badai tersebut yang dirasakan di bumi terutama di wilayah lintang tinggi antara lain bisa terjadi gangguan komunikasi, gangguan tv, satelit dan gangguan GPS.

Badai tersebut akan berdampak ke negara-negara yang terletak di belahan bumi Utara dan Selatan, sementara Indonesia berada di garis khatulistiwa.
 

Pewarta: Desi Purnamawati

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019