Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis sore, kembali melanjutkan pelemahan setelah Bank Indonesia menahan suku bunga acuan atau BI 7Day Reverse Repo Rate.
Rupiah melemah 81 poin atau 0,58 persen menjadi Rp14.186 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.105 per dolar AS.
Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Kamis, mengatakan keputusan bank sentral menahan suku bunga acuan di level 6 persen sejalan dengan upaya memperkuat stabilitas eksternal perekonomian sekaligus mempertahankan daya tarik pasar keuangan domestik.
"Sepertinya pertimbangan utama BI menahan suku bunga acuan adalah perkembangan transaksi berjalan. Kalau hanya melihat inflasi, bisa saja BI sudah menurunkan 7 Day Reverse Repo Rate. Risiko inflasi sudah begitu kecil, tidak ada isu," ujar Ibrahim.
Menurut Ibrahim, defisit neraca transaksi berjalan masih menjadi salah satu risiko besar di perekonomian Indonesia dan pengaruhnya bisa menjalar ke mana-mana, termasuk nilai tukar rupiah.
"Kalau urusannya sudah menyangkut rupiah, maka BI tentu tidak bisa tinggal diam. Transaksi berjalan yang sejatinya adalah fenomena sektor riil berubah menjadi fenomena moneter yang membutuhkan campur tangan bank sentral," kata Ibrahim.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah Rp14.111 dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.111 per dolar AS hingga Rp14.186 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Kamis, menunjukkan rupiah melemah menjadi Rp14.154 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.112 per dolar AS.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019
Rupiah melemah 81 poin atau 0,58 persen menjadi Rp14.186 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.105 per dolar AS.
Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Kamis, mengatakan keputusan bank sentral menahan suku bunga acuan di level 6 persen sejalan dengan upaya memperkuat stabilitas eksternal perekonomian sekaligus mempertahankan daya tarik pasar keuangan domestik.
"Sepertinya pertimbangan utama BI menahan suku bunga acuan adalah perkembangan transaksi berjalan. Kalau hanya melihat inflasi, bisa saja BI sudah menurunkan 7 Day Reverse Repo Rate. Risiko inflasi sudah begitu kecil, tidak ada isu," ujar Ibrahim.
Menurut Ibrahim, defisit neraca transaksi berjalan masih menjadi salah satu risiko besar di perekonomian Indonesia dan pengaruhnya bisa menjalar ke mana-mana, termasuk nilai tukar rupiah.
"Kalau urusannya sudah menyangkut rupiah, maka BI tentu tidak bisa tinggal diam. Transaksi berjalan yang sejatinya adalah fenomena sektor riil berubah menjadi fenomena moneter yang membutuhkan campur tangan bank sentral," kata Ibrahim.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah Rp14.111 dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.111 per dolar AS hingga Rp14.186 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Kamis, menunjukkan rupiah melemah menjadi Rp14.154 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.112 per dolar AS.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019