Phnom Penh (Antaranews SUmut) - Pelatih tim nasional Indonesia U-22 Indra Sjafri menepis anggapan bahwa pihaknya meremehkan Myanmar sehingga hanya bermain imbang 1-1 dalam laga pembuka penyisihan Grup B Piala AFF U-22 di Stadion Nasional, Phnom Penh, Kamboja, Senin.
Sebelumnya, pelatih Myanmar U-22 Velizar Popov dalam jumpa pers purnalaga menyebut bahwa Indonesia cukup arogan hari ini dan dinilainya meremehkan timnya karena pernah menang 7-1 dalam Piala AFF U-18 2017 silam.
"Perasaan dia saja itu," kata Indra pendek saat diminta menanggapi komentar Popov tersebut dalam jumpa pers gilirannya.
"Mungkin karena dia dulu pernah kalah 1-7 dengan pelatih asing juga, kemudian sekarang bisa imbang dan merasa berhasil, jadi itu dibuat-buat alibi yang begitu," ujarnya menambahkan.
Baca juga: Indonesia imbangi Myanmar 1-1 di laga perdana Piala AFF
Baca juga: Pelatih Myanmar bangga bisa menahan Indonesia 1-1
Pun demikian, Indra mengaku sudah memprediksi bahwa lawannya akan bermain ngotot dan spartan sembari tanpa sadar melakukan tekanan ketat terhadap para pemainnya.
Hanya saja, para pemain Indonesia juga dinilai tak cukup berhasil keluar dari tekanan yang dilancarkan Myanmar, sehingga strategi yang direncanakannya pun tidak berjalan.
"Karena selalu ditekan oleh Myanmar, di mana ada bola dia kejar, kami tidak bisa keluar dari tekanan, tidak bisa mengambil posisi, akhirnya aliran bola tidak berjalan," katanya.
Oleh karena itu, di laga selanjutnya melawan Malaysia pada Rabu (20/2), menjadi pertandingan yang wajib menang bagi Indra dan para pemain asuhannya jika ingin menjaga asa untuk lolos dari fase penyisihan grup.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019
Sebelumnya, pelatih Myanmar U-22 Velizar Popov dalam jumpa pers purnalaga menyebut bahwa Indonesia cukup arogan hari ini dan dinilainya meremehkan timnya karena pernah menang 7-1 dalam Piala AFF U-18 2017 silam.
"Perasaan dia saja itu," kata Indra pendek saat diminta menanggapi komentar Popov tersebut dalam jumpa pers gilirannya.
"Mungkin karena dia dulu pernah kalah 1-7 dengan pelatih asing juga, kemudian sekarang bisa imbang dan merasa berhasil, jadi itu dibuat-buat alibi yang begitu," ujarnya menambahkan.
Baca juga: Indonesia imbangi Myanmar 1-1 di laga perdana Piala AFF
Baca juga: Pelatih Myanmar bangga bisa menahan Indonesia 1-1
Pun demikian, Indra mengaku sudah memprediksi bahwa lawannya akan bermain ngotot dan spartan sembari tanpa sadar melakukan tekanan ketat terhadap para pemainnya.
Hanya saja, para pemain Indonesia juga dinilai tak cukup berhasil keluar dari tekanan yang dilancarkan Myanmar, sehingga strategi yang direncanakannya pun tidak berjalan.
"Karena selalu ditekan oleh Myanmar, di mana ada bola dia kejar, kami tidak bisa keluar dari tekanan, tidak bisa mengambil posisi, akhirnya aliran bola tidak berjalan," katanya.
Oleh karena itu, di laga selanjutnya melawan Malaysia pada Rabu (20/2), menjadi pertandingan yang wajib menang bagi Indra dan para pemain asuhannya jika ingin menjaga asa untuk lolos dari fase penyisihan grup.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019