Medan, (Antaranews Sumut) - Pendidikan di Indonesia saat ini mengalami  kemajuan yang cukup pesat, dan sejalan dengan meningkatnya perkembangan pembangunan disegala bidang yang sedang dilaksanakan di negeri tercinta ini.

Pendidikan di Indonesia, tidak hanya diikuti warga yang memiliki tubuh yang sempurna, tetapi juga warga penyandang "disabilitas" atau keterbatasan fisik.

Dari puluhan peserta Siswa Mengenal Nusantara (SMN) yang berkunjung ke Kota Medan, Sumatera Utara, ada beberapa orang merupakan siswa dari Sekolah Luar Biasa (SLB) asal Provinsi Papua Barat.

Hal ini membuktikan bahwa pemerintah tidak ada "diskriminasi" atau membeda-bedakan terhadap warganya, dalam menimba ilmu dibangku sekolah.

Setiap warga Indonesia layak mengikuti pendidikan SD, SMP,SMA hingga ke jenjang Perguruan Tinggi (PT).

Guru Pendamping SLB asal Provinsi Papua Barat, Yusuf Wibowo, di Medan, mengatakan, kedua Siswa Luar Biasa yang ikut bergabung dalam rombongan Siswa Mengenal Nusantara (SMN), dan mereka melaksanakan berbagai kegiatan.

Kedua siswa SLB keterbatasan fisik itu, menurut dia, bernama Sampe dan Liver, selalu aktif mengikuti berbagai kegiatan dengan temannya SMN asal Papua yang memiliki fisik sempurna.

"Meski kedua siswa SLB itu, memiliki kelainan fisik, namun semangat mereka untuk belajar dan menambah pengalaman cukup tinggi," ujar Yusuf.

Ia menyebutkan, bahkan saat peserta SMN mengikuti pelatihan Bela Negara di Mako Yonkav 6/ Naga Karimata di Asam Kumbang, Medan Sunggal, kedua siswa SLB itu juga ikut kegiatan di dalam ruangan, yakni mendengarkan ceramah.

Selain itu, juga kegiatan menyanyi bersama yang dilaksanakan peserta SMN, selama mengikuti pelatihan Bela Negara tersebut.

"Yang tidak bisa diikuti siswa SLB itu adalah kegiatan fisik, yakni lari, dan  baris-berbaris," kata Guru SLB asal Palembang.

Sebanyak 30 orang Siswa Mengenal Nusantara Tahun 2018 dari kabupaten/kota Provinsi Papua Barat berkunjung  Kota Medan Sumatera Utara.

Kegiatan tersebut diprakarsai oleh perusahaan yang berada dibawah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yakni PT.Hutama Karya.

Siswa Mengenal Nusantara merupakan bagian dari program BUMN Hadir Untuk Negeri yang tujuannnya untuk menanamkan rasa bangga dan cinta tanah air sejak dini kepada siswa SMA/SMK/SLB.

Keberagaman kekayaan nusantara dan potensi daerah diperkenalkan melalui interaksi langsung siswa dengan komponen pemerintahan dan masyarakat di provinsi yang dikunjungi.

Tahun ini, PT Hutama Karya (Persero) ditunjuk oleh Kementerian BUMN untuk menjadi koordinator kegiatan SMN di Provinsi Sumatera Utara bersama dengan PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero), PT Pos Indonesia (Persero), PT Nindya Karya (Persero), PT Kawasan Industri Medan (Persero) dan PT Djakarta Lloyd (Persero).
    
Program CSR Kepedulian Lingkungan

Program Corporate Social Responsibility atau CSR merupakan bentuk kepedulian perusahaan terhadap lingkungan eksternal melalui berbagai kegiatan yang dilakukan dalam rangka penjagaan lingkungan.

"Kemudian untuk partisipasi pembangunan, norma masyarakat, dan berbagai bentuk tanggung jawab sosial lainnya," kata Guru Besar Fakultas Teknik Sumatera Utara (USU) Prof Dr Rosdanelli, dalam ceramahnya di puluhan SMN asal Provinsi Papua Barat.

Ia mengatakan, manfaat CSR tersebut, merupakan citra positif perusahaan dimata  masyarakat dan pemerintah.

Selain itu, menurut dia, melalui CSR bahwa kepentingan masyarakat terakomodasi, dan hubungan masyarakat dengan perusahaan akan lebih erat.
 
"CSR tersebut, juga memiliki partner dalam menjalankan misi sosial dan pemerintah dalam hal tanggung jawab sosial," ujar Rosdanelli.

Ia menyebutkan, kegiatan CSR merupakan pengembangan kapasitas SDM di lingkungan masyarakat sekitarnya.

"Penguatan ekonomi masyarakat sekitar kawasan wilayah kerja perusahaan.Pemeliharaan hubungan relasional antara korporasi dan lingkungan sosialnya yang tidak dikelola dengan baik," ucap dia.

Rosdanelli menambahkan, perbaikan tata kelola perusahaan yang baik.Dan pelestarian lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial, serta budaya.

Kemudian, manfaat CSR bagi masyarakat adalah meningkatkan kesejahteraan warga sekitar dan kelestarian lingkungan.
 
Beasiswa untuk anak kurang mampu di daerah tersebut, dan meningkatkan pemeliharaan fasilitas umum.

"Pembangunan desa/fasilitas masyarakat yang bersifat sosial dan berguna untuk masyarakat banyak khususnya berada di sekitar perusahaan tersebut," kata Dosen Fakultas Teknik USU itu.

Ceramah Proxy War
 
Kodam I Bukit Barisan memberikan ceramah mengenai ancaman dan bahaya "Proxy War" atau Perang Proxi kepada puluhan peserta SMN asal Provinsi Papua Barat yang mengikuti pelatihan Bela Negara.

" Proxy War tersebut, dapat dilakukan melalui provokatif, aksi teroris, peredaran narkoba, penyebaran pornografi dan seks bebas," kata Pabandya Komsos Sterdam I/Bukit Barisan, Mayor Kav Tengku  Hamdani, dalam ceramahnya di depan  puluhan SMN.

Ia menyebutkan, di tengah kehidupan bangsa dan negara saat ini, dan aksi Proxy War tersebut, bisa saja terjadi.

"Sehubungan dengan itu, ancaman Proxy War yang dapat merugikan bangsa dan negara agar tetap diwaspadai dan disikapi secara sungguh-sungguh, serta jangan sampai lengah," ujar Hamdani.

Ia mengatakan, ancaman Prox War itu, merupakan perang jenis baru dan tidak terlihat secara fisik, namun dampaknya cukup luas dan dapat menghancurkan  yang sangat besar.

Proxy War tersebut, melalui kepentingan dan kekuatan yang tersembunyi, serta bertujuan untuk memecah belah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Proxy War itu, merupakan ancaman terbesar bagi bangsa Indonesia.
 
"Diharapkan peserta SMN asal Papua Barat dapat membentengi diri dari pengaruh dan ancaman proxy war yang sangat berbahayavbagi bangsa dan negara,"   kata Mayor Kav Hamdani.***4***

Pewarta: Munawar Mandailing

Editor : Akung


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018