Nias, (Antaranews Sumut) -Pemerintah Kabupaten Nias, Sumatera Utara, berkomitmen mendukung program penanggulangan penyakit Tuberkulosis (TB) terutama dalam menemukan kasus kasus yang selama ini belum terdeteksi.
"Juga memastikan pengobatan TB sampai sembuh untuk mencegah penularan kepada orang lain," kata Bupati Nias Drs Sokhiatulo Laoli di Gunungsitoli, Kamis.
Ia mengatakan, semua pihak harus menyadari jika permasalahan TB menjadi tanggungjawab bersama, terutama dalam menemukan kasus kasus yang selama ini belum terdeteksi dan memastikan pengobatan TB sampai sembuh untuk mencegah penularan kepada orang lain.
Untuk itu ia menyampaikan apresiasi kepada Field Manager Program MAP Internasional dan segenap jajaran yang telah menjalankan program penanganan TB berbasis masyarakat di Kabupaten Nias, khususnya di Kecamatan Idanogawo, Gido, Hiliduho dan Hiliserangkai.
"Kegiatan MAP Internasional selama satu tahun di Kabupaten Nias memberikan dampak yang cukup bermakna dalam penemuan kasus TB yang selama ini belum terdeteksi, dan Pemkab Nias sangat mendukung serta berharap kegiatan tersebut dapat terus dilaksanakan," katanya.
Baca juga: Pemkab Nias fokus mengatasi permasalahan pembangunan
Dia mengakui, MAP Internasional telah memberikan terobosan yang sangat baik dalam menangani masalah kesehatan masyarakat dengan melibatkan masyarakat, sehingga terbukti jika peranan masyartakat dalam penanaganan TB sangat penting.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Nias, Martin L Harefa, mengatakan sudah cukup banyak kegiatan MAP Internasional yang telah dilakukan di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Nias.
Baca juga: Pemukiman warga terendam
Kegiatan tersebut diantaranya melakukan pelatihan kepada kader TB di Kecamatan Hiliduho, Hiliserangkai, Gido dan Idanogawo, melakukan pelatihan Mikroskopis di Puskesmas Hiliduho, Botombawo, Idanogawo dan Ehosakhozi,
Melaksanakan monitoring dan evaluasi kegiatan TB dan sosialisasi TB anak di 12 Puskesmas, melaksanakan seminar program TB Paru ditingkat SMA, melakukan penyuluhan dan penjaringan kasus TB di desa,
"Serta mengadakan mikroscop di Puskesmas Hiliduho dan Botombawo, memberikan nutrisi pada pasien yang BTA + sebanyak kurang lebih 96 orang dan memberi pengganti transportasi kepada kader yang mengantar terduga TB Paru ke Puskesmas," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018
"Juga memastikan pengobatan TB sampai sembuh untuk mencegah penularan kepada orang lain," kata Bupati Nias Drs Sokhiatulo Laoli di Gunungsitoli, Kamis.
Ia mengatakan, semua pihak harus menyadari jika permasalahan TB menjadi tanggungjawab bersama, terutama dalam menemukan kasus kasus yang selama ini belum terdeteksi dan memastikan pengobatan TB sampai sembuh untuk mencegah penularan kepada orang lain.
Untuk itu ia menyampaikan apresiasi kepada Field Manager Program MAP Internasional dan segenap jajaran yang telah menjalankan program penanganan TB berbasis masyarakat di Kabupaten Nias, khususnya di Kecamatan Idanogawo, Gido, Hiliduho dan Hiliserangkai.
"Kegiatan MAP Internasional selama satu tahun di Kabupaten Nias memberikan dampak yang cukup bermakna dalam penemuan kasus TB yang selama ini belum terdeteksi, dan Pemkab Nias sangat mendukung serta berharap kegiatan tersebut dapat terus dilaksanakan," katanya.
Baca juga: Pemkab Nias fokus mengatasi permasalahan pembangunan
Dia mengakui, MAP Internasional telah memberikan terobosan yang sangat baik dalam menangani masalah kesehatan masyarakat dengan melibatkan masyarakat, sehingga terbukti jika peranan masyartakat dalam penanaganan TB sangat penting.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Nias, Martin L Harefa, mengatakan sudah cukup banyak kegiatan MAP Internasional yang telah dilakukan di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Nias.
Baca juga: Pemukiman warga terendam
Kegiatan tersebut diantaranya melakukan pelatihan kepada kader TB di Kecamatan Hiliduho, Hiliserangkai, Gido dan Idanogawo, melakukan pelatihan Mikroskopis di Puskesmas Hiliduho, Botombawo, Idanogawo dan Ehosakhozi,
Melaksanakan monitoring dan evaluasi kegiatan TB dan sosialisasi TB anak di 12 Puskesmas, melaksanakan seminar program TB Paru ditingkat SMA, melakukan penyuluhan dan penjaringan kasus TB di desa,
"Serta mengadakan mikroscop di Puskesmas Hiliduho dan Botombawo, memberikan nutrisi pada pasien yang BTA + sebanyak kurang lebih 96 orang dan memberi pengganti transportasi kepada kader yang mengantar terduga TB Paru ke Puskesmas," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018