Tapanuli Selatan (Antaranews Sumut) - Kebersihan demi kesehatan lingkungan di pasar tradisional Muara Ampolu, kecamatan Muara Batangtoru, kabupaten Tapanuli Selatan tampaknya perlu dijaga. Soalnya banyak sampah yang berserakan disana-sini. 

Petugas sampah pasar terluas di Tapanuli Selatan Muara Ampolu, Ramli alias pak Kumis, Minggu, mengatakan sampah yang mengganggu pemandangan itu kerap terjadi selesai pekan (hari Sabtu) setiap minggunya.

Untuk membersihkannya, dia hanya dengan mengumpul dan lalu membakar sampah itu di area pasar yang beroperasi pada 2017 lalu.

Alasannyanya, alat untuk mengangkut sampah keluar dari area pasar yang dibangun dengan biaya 4,6 milyar oleh departemen perdagangan RI itu tidak ada.

Pasar Ampolu berkapasitas 500 pedagang tambah 48 lost (balerong) tambah bisa menampung 500 pedagang lapak pada sektor perparkiran ini juga terlihat semrawut.

Pantauan antara, halaman depan pasar yang seyoginya diperuntukkan ruang terbuka hijau dan parkir kenderaan serta pejalan kaki kini disesaki pedagang lapak-lapak.

Sehingga pasar tradisional yang semula tampak representatif itu kesannya berubah kumuh. Tenda-tenda biru bergelantungan memenuhi pekarangan depan pasar.

Amin Siregar, warga sekitar pasar Muara Ampolu yang saat hendak mau berbelanja ditemui, mengaku mengeluhkan kondisi semrawutnya pasar itu.

"Setiap pekan tiba pedagang utamanya pedagang lapak-lapak saling berebut menggelar dagangannya kedepan sehingga mengganggu pedagang kios di dekatnya, padahal bagian tengah dan belakang pasar masih terlihat banyak yang kosong,"sebutnya.

Amin juga berharap ada tindakan tegas dari pengelola pasar tersebut, demikian juga dengan hal sampah bisa dibereskan agar pasar Muara Ampolu terlihat apik dan terawat.

Pewarta: Kodir Pohan

Editor : Akung


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018