Taput, 6/12 (Antarasumut) – Din Syamsudin, utusan khusus Presiden RI untuk dialog dan kerjasama antar agama dan peradaban mengimbau agar penggunaan istilah-istilah yang mengandung konotasi negatif dalam berkomunikasi dapat dihindarkan.

Istilah yang dimaksud seperti penggunaan kata kafir, yang diharapkan pemakaiannya biarlah secara internal saja.

“Memang istilah itu kan ada pada agama masing-masing, Islam punya istilah, dalam kitab suci disebut, dan tentu itu bisa dipakai, tapi janganlah keluar,” ujar Din Syamsudin, saat berkunjung ke kantor pusat HKBP di Pearaja Tarutung, Taput, Selasa.

Harapannya, bagaimana berkomunikasi secara baik, harus menjadi landasan. Sehingga, ke depan, tercipta dialog yang dialogis

“Begitu pula antara agama yang satu dengan agama yang lain, istilah-istilah yang mengandung konotasi negatif, mengandung konotasi peyoratif, yang jelek-jelek itu, seyogianya dihindari dalam komunikasi sosial, apalagi secara publik,” sebutnya.

Menurutnya, apa yang ada selama ini, belumlah dialogis. Dimana, dialog hanya merupakan dua, tiga monolog.

“Dialog yang dialogis tertumpu pada ketulusan, keterbukaan, keterus-terangan untuk menyelesaikan masalah,” imbuhnya.

Kata dia, awal atau pertengahan Februari 2018, dalam menunaikan tugas sebagai utusan khusus presiden ini, akan diadakan semacam rembuk nasional. Dimana, para tokoh yang dari pusat, maupun dari daerah akan duduk bersama untuk membahas masalah-masalah yang ada demi melahirkan kesepakatan.

“Umpamanya, bagaimana pandangan dan sikap tentang NKRI yang berdasarkan pancasila. Nanti, kalangan Kristen ngomong, kalangan Islam ngomong, Hindu, Budha juga. Mari kita bersepakat,” pungkasnya.

Pewarta: Rinto Aritonang

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2017