Medan, 25/11 (Antarasumut) - Jumlah penderita diabetes melitus atau DM di Indonesia terus meningkat akibat  gaya hidup dan pola makan yang tidak seimbang di tengah masyarakat.
       
"Melihat kondisi itu pula maka  Prodia merasa terpanggil untuk memberi edukasi untuk pencegahan DM," ujar Direktur Pemasaran PT. Prodia Widyahusada Tbk., Dr Indriyanti di Medan, Sabtu.
        
Data terbaru di tahun 2016 yang ditunjukkan oleh International Diabetes Federation menunjukkan bahwa diabetes merupakan permasalahan yang menjadi perhatian dunia.
       
Dilustrasikan satu dari 11 orang dewasa menderita diabetes, 12 persen dari dana kesehatan secara global teralokasikan untuk diabetes, dan salah satu dari 7 kelahiran terkena gestatitional diabetes
      
Dia mengatakan itu usai Seminar Dokter di Medan yang mengkampanyekan "wellness testing" untuk mencegah perkembangan penyakit DM di Indonesia.
      
Medan menjadi salah satu dari 16 kota besar yang dijadikan tempat 
Seminar dokter yang diadakan Prodia.
       
Acara yang digelar  di Grha Prodia Medan itu mengambil tema ”Good Doctor For the Great Family Seminar on DM Wellness Testing”.
         
Menurut Prof Sidartawan Soegondo, DM merupakan penyakit gangguan metabolik menahun akibat pankreas tidak memproduksi cukup insulin atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif yang 
mengakibatkan terjadinya peningkatan konsentrasi glukosa di dalam darah.
       
Insulin adalah hormon yang mengatur keseimbangan kadar gula darah. 
      
Sidartawan mengatakan bahwa penatalaksanaan DM mempunyai tujuan akhir untuk menurunkan morbiditas dan mortalitas DM yang secara spesifik ditujukan untuk mencapat dua target utama
       
Target itu menjaga agar kadar glukosa plasma berada dalam kisaran normal dan mencegah atau meminimalkan kemungkinan terjadinya komplikasi diabetes. 
      
”Mengelola penyakit DM sebenarnya mudah asal penderita bisa mendisiplinkan diri dan melakukan olahraga secara teratur, menuruti saran dokter dan tidak mudah patah semangat,” ujarnya. 
       
Pembicara lainnya, Marita Kaniawati, menegaskan bahwa DM dapat dicegah apabila para dokter mampu memberi edukasi kepada para pasiennya tentang hal-hal apa yang harus dilakukan untuk meminimalisir terjadinya DM pada diri pasiennya.
       
“Edukasi dilakukan saat dokter sudah mendeteksi pasien dalam tahap prediabetes, sehingga pasien dapat terhindar dari penyakit yang lebih parah dan tentunya biaya pengobatan pun dapat semakin dipangkas,” ujarnya.
       
Marita juga menjelaskan mengenai pemahaman pemeriksaan tentang DM dalah berdasarkan apa yang diukur dalam suatu tes, kemampuannya dan faktor lain yang mempengaruhinya.
      
Adanya perkembangan yang sangat pesat dalam teknologi pemeriksaan laboratorium, seperti peningkatan sensitivitas dan spesifisitas metodologi pemeriksaan, menjadikan pemeriksaan laboratorium sangat penting untuk diagnosis, terapi dan pemantauan penyakit DM.
       "Laboratorium Klinik Prodia juga telah menyediakan panel 'wellness testing' sebagai pemeriksaan lanjutan untuk mereka yang beresiko mengalami gangguan penyakit DM," katanya.
      Melalui Panel  "wellness testing"  gangguan DM dapat diatasi sedini mungkin dan progresivitas perkembangan penyakit dapat dicegah
 menangani kasus prediabetes dan diabetes melitus dengan rekan sejawat.***4***

Pewarta: Evalisa Siregar

Editor : Akung


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2017