Medan, 21/9 (Antarasumut) -Pengusaha Sumatera Utara mulai melakukan aksi melihat dan menunggu untuk berinvestasi menjelang adanya pemilihan gubernur di 2018.
     "Laporan dari sejumlah pengusaha mereka mulai melakukan aksi 'wait and see' untuk berinvestasi di Sumut karena akan ada Pilgub dan termasuk pilkada serentak di sejumlah kabupaten/ kota Sumut," ujar anggota DPR RI Effendi MS Simbolon dalam keterangan yang diterima di Medan, Kamis.
     Pengusaha beralasan aksi menahan investaai itu khususnya untuk tahun 2018 karena khawatir dengan dampak negatif pilkada di daerah. 
      Dampak negatif itu seperti ada kerusuhan hingga kebijakan politik yang dilakukan Pemprov Sumut sebelum dan sesudah pilgub.
     "Jadi agar pertumbuhan ekonomi tetap bagus di tahun ini dan di 2018, Pemprov Sumut harus bisa menjamin stabilitas politik dan ekonomi  ," ujar Effendi yang terus mendapat dukungan kuat untuk maju sebagai calon Gubernur Sumut periode 2018-2023. 
      Pemprov Sumut diminta tetap konsentrasi menjalankan roda pembangunan dengan anggaran yang sudah ditetapkan serta komitmen dengan janji-janji pilkadanya.
      Bukan pula sebaliknya menjadikan anggaran untuk kepentingan politik pribadi.
     ""Stabilitas ekonomi dan kepastian hukum juga harus terjaga hingga pasca penetapan calon gubernur terpilih," katanya.
      Pada 2016, pertumbuhan ekonomi Sumut sebesar 5,18 persen sementara di 2017, pertumbuhan ekonomi Sumut ditargetkan bisa berkisar 5,20 persen.
      Adapun berdasarkan data  Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut menunjukkan hingga triwulan II secara "year on year" pertumbuhan ekonomi masih 5,09 persen.

      Melihat adanya pengaruh pilgub Sumut terhadap geliat ekonomi, maka diharapkan agenda politik bisa berlangsung aman dan lancar.
      Pengamat ekonomi Sumut, Wahyu Ario Pratomo mengakui adanya prediksi bahwa pertumbuhan perekonomian daerah itu akan terpengaruh dengan adanya pemilihan gubernur yang akan digelar pada tahun 2018.
    Prediksi itu mengacu pada pilgub sebelum-sebelumnya.
     Pada Pilgub Sumut 2013 misalnya pertumbuhan ekonomi Sumut turun menjadi 6,08 persen dari 2012 yang telah mencapai 6,45 persen.

       "Di Sumut sedikit berbeda dengan daerah lain. Biasanya  pengusaha akan melakukan aksi menunggu untuk berinvestasi dengan dalih khawatir keamanan dan melihat siapa yang terpilih," ujar Wahyu yang juga dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
    Dengan  adanya 'wait and see' pengusaha dalam berinvestasi, maka ada kekhawatiran pertumbuhan ekonomi daerah itu stagnan atau tumbuh melambat.
         

Pewarta: Evalisa

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2017