Tanjungbalai,20/3/ (Antara) - Warga di Kota Tanjungbalai "dihantui" maraknya isu penculikan anak-anak yang dilakukan komplotan orang yang berpura-pura sebagai pengemis mau pun berakting seperti orang kurang waras.

Rahayu, warga Jalan Anwar Idris Tanjungbalai di Tanjungbalai, Senin, mengaku resah dan takut anaknya menjadi korban penculikan untuk diambil organ tubuhnya oleh komplotan penculik anak.

"Takut dan khawatir anak saya jadi korban penculikan, sebelum terjadi lebih baik mewaspadai isu penculikan yang banyak terjadi diluar daerah," katanya.

Menurut Ibu rumah tangga itu, ia mengetahui maraknya isu penculikan anak tersebut dari postingan dan pesan berantai di media sosial.

"Terlepas benar tidaknya postingan dan pesan berantai itu, demi keamanan lebih baik saya antar dan jemput anak saya ke sekolah," ujarnya ditemui di salah satu SD di Kota Tanjungbalai.

Warga lainnya, Endang juga mengaku tidak tenang berada di rumah di saat puterinya berada di sekolah, apalagi ketika jam sekolah sudah berakhir.

"Biasanya untuk pergi dan pulang sekolah, anak saya naik becak langganan, namun demi keamanan mulai hari ini lebih baik saya antar dan jemput sendiri," ujar warga Kampung Baru Tanjungbalai itu.

Sebagaimana diinformasikan, warga Kelurahan Tanjungbalai Kota-III, Kecamatan Tanjungbalai Utara, pada Minggu (19/3) sekitar pukul 18.30 WIB menangkap seorang wanita yang sedang membagi-bagikan permen kepada sejumlah anak-anak.

Kasubbag Humas Polres Tanjungbalai AKP Y Sinulingga mengatakan, pemeriksaan sementara, wanita yang ditangkap warga adalah Siti Azami (32) warga Percut Sei Tuan, Kabupaten Deliserdang. 

"Hasil pemeriksaan sementara, dia (Siti Azami) diduga mengalami gangguan kejiwaan atau stres, karena setiap ditanya jawabannya selalu ngelantur, tatapannya terkesan hampa dan seperti orang depresi berat," katanya. 

Pewarta: Yan Aswika

Editor : Akung


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2017