Medan, 5/4 (Antara) - Pemerintah pusat melalui Kementerian Pariwisata diharapkan agar secepatnya menjadikan kawasan Danau Toba, di Provinsi Sumatera Utara sebagai salah satu destinasi wisata internasional.

"Hal ini sesuai dengan program yang dilaksanakan pemerintah untuk menjadikan kawasan Danau Toba itu sebagai `Monaco` di Asia DAN mempercepat pembangunan perekonomian di Tanah Air," kata Sosiolog dari Universitas Sumatera Utara (USU) Prof Dr Badaruddin MA di Medan, Selasa.

Apalagi, menurut dia, Danau Toba yang dikelilingi tujuh kabupaten itu terkenal cukup indah panorama alam, udaranya yang sejuk dan sangat mendukung menjadi daerah wisata yang terkenal di berbagai dunia.

"Bahkan, banyak para wisatawan dari Asia Tenggara dan Eropa yang pernah berkunjung ke Danau Toba itu, sangat terkesan dengan keindahan objek wisatanya dan mereka rasanya sulit untuk melupakannya," ujar Badaruddin.

Ia menyebutkan, dengan dibangunnya atau ditatanya kawasan Danau Toba menjadi objek wisata yang cukup menarik dan memiliki nilai tinggi, maka perekonomian masyarakat di daerah tersebut akan semakin meningkat.

Selain itu, pendapatan masyarakat juga semakin bertambah karena banyaknya para wisatawan yang berbelanja souvenir, hasil kerajinan tangan, makanan, dan sebagainya.

Dengan demikian, kehidupan masyarakat juga semakin sejahtera, bahagia, karena banyaknya tamu-tamu dari berbagai negara berkunjung ke lokasi objek wisata tersebut.

"Pendapatan perhotelan dan penginapan yang ada di kawasan Danau Toba juga semakin meningkat. Inilah tujuan program dari pembangunan Danau Toba menjadi `Go Internasional`," kata Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) USU itu.

Badaruddin menambahkan, hal itu juga sejalan dengan program pemerintah dengan Danau Toba menjadi salah satu dari 10 destinasi wisata utama di Indonesia.

Sembilan destinasi wisata lainnya yakni Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Tanjung Kelayang (Kepulauan Bangka Belitung), Tanjung Lesung (Banten), Borobudur (Jawa Tengah), Mandalika (Nusa Tenggara Barat), Wakatobi (Sulawesi Tenggara), Morotai (Maluku Utara), Labuan Bajo-Flores (NTT) dan Bromo-Tenger-Semeru (Jawa Timur).

Semakin ditingkatkannya pembagunan di kawasan Danau Toba itu, maka daerah tersebut akan semakin maju dan berkembang pesat.

"Provinsi Sumatera Utara dan daerah lainnya akan semakin lebih dikenal di negara-negara dunia, akibat kemajuan serta pembangunan pariwisata Danau Toba tersebut," katanya.

Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman menargetkan pada 2019 kawasan pariwisata Danau Toba akan nyaman dikunjungi wisatawan.

"2019 Danau Toba bersih dan enak dikunjungi," kata Tenaga Ahli Menteri Bidang Pembangunan Regional Kemenko Kemaritiman Bambang Susanto Priohadi.

Bambang menjelaskan, pihaknya menyiapkan sembilan langkah pengembangan pariwisata Danau Toba, diantaranya perpanjangan landasan Bandara Sibisa, pembangunan "tourist resort", pembangunan tol Medan-Parapat, pendalaman Tano Ponggol, dan pembersihan Danau Toba.

Langkah selanjutnya yakni penambahan wilayah wisata Danau Toba seluas 500 hektare untuk "eco-tourism", penyesuaian Perpres 81/2014 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Danau Toba, penggalakkan kampanye "bersih senyum" ke warga sekitar, serta promosi sejarah terbentuknya Danau Toba.

"Pokoknya pada 2019, kita rencanakan Danau Toba ini menjadi kawasan yang indah. Kemudian, dengan strategi yang ada, perjalanan dari Medan ke Danau Toba yang sekarang lima jam, kami jamin menjadi 1,5 jam saja dengan pembangunan jalan," ujarnya.

Pewarta: Munawar Mandailing

Editor : Fai


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2016