Medan, 17/12 (Antara) - Perekonomian Sumatera Utara menunjukkan gejala deindustrialisasi yang tercermin dari porsi sektor industri terhadap produk domestik regional bruto atau PDRB yang terus turun.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumut, Difi A Johansyah di Medan, Kamis, mengatakan, dari 24,2 persen, porsi sektor industri terhadap PDRB dewasa ini tinggal 20 persen.

Menurut dia, menurunnya sektor industri memang merupakan dampak ekonomi global yang juga masih melemah.

Apalagi saat bersamaan, permintaan ekspor produk minyak sawit dan karet yang selama ini menjadi andalan Sumut, juga melemah.

"Agar deindustrialisasi tidak berlanjut, maka harus ada upaya-upaya untuk meningkatkan peran sektor industri itu di PDRB," katanya.

Salah satunya adalah dengan meningkatkan investasi di sektor-sektor industri.


Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sumut, Ivan Iskandar Batubara, mengatakan, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara harus bisa meminta dukungan atau melobi Pusat untuk mengembangkan kawasan industri baru lagi di daerah itu.


Setelah Belawan, Medan, kawasan industri di Tanjung Morawa, Deliserdang dan Sei Mangkei (Simalungun), dan termasuk Kualatanjung (Batubara) perlu terus dibangun kawasan industri lainnya.


Pembangunan kawasan industri di daerah sangat diperlukan mengingat potensi ekonomi ada di kota/kabupaten.


Diharapkan dengan berlakunya UU 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian, dapat tercapai sinkronisasi dan sinergitas penerapan pengembangan industri di daerah.


"Penyebaran pusat-pusat pertumbuhan industri di seluruh daerah Indonesia khususnya wilayah Sumatera dan Kalimantan harus dipercepat," katanya.


Pemerataan dinilai penting karena dewasa ini pertumbuhan industri lebih pesat di kawasan Jawa.***3***


(T.E016/B/S015/S015) 17-12-2015 18:02:49

Pewarta: Evalisa Siregar

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015