Medan,  (Antara) - Bank Indonesia memprediksi inflasi di Sumatera Utara pada tahun 2015 dibawah angka empat plus minus satu persen seperti yang diharapkan.

"Prediksi inflasi di bawah empat persen itu mengacu pada inflasi kumulatif di posisi November masih mencapai 1,79 persen," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumut Difi A Johansyah di Medan, Senin.

Menurut dia, angka inflasi kumulatif yang masih 1,79 persen itu melegakan.

Selain besarannya berada di bawah angka nasional yang sudah mencapai 2,37 persen, inflasi itu masih jauh di bawah angka sasaran yang ditetapkan untuk tahun ini yang empat plus minus satu persen.

"BI dan dibantu TPID (Tim Pengendali Inflasi Daerah) Sumut terus berupaya menekan inflasi di tengah masih melambatnya pertumbuhan ekonomi," katanya.

Pengamat ekonomi Sumut Wahyu Ario Pratomo menyebutkan, BI dan TPID memang sudah berhasil menekan angka inflasi dari tahun 2013 yang secara kumulatif sempat mencapai 10,18 persen.

 Inflasi pada 2013 memang sangat tinggi dari tahun 2011 dan 2012 yang masih 3,67 persen dan 3,86 persen.

  Wahyu menilai, langkah TPID Sumut  yang memfokuskan pengamatan dan pengawasan terhadap lima komoditas yang selama ini menjadi pemicu inflasi Sumut sudah sangat tepat.

Lima komoditas itu yakni beras, cabai merah, bawang merah, daging sapi, dan daging ayam ras.

"Langkah TPID sudah tepat. Tetapi masih harus ditingkatkan kualitasnya khususnya dalam menjaga produksi atau pasokan dan kelancaran distribusi barang," katanya.

Perlunya menjaga pasokan, terlihat dari masih seringnya terjadi lonjakan harga saat menjelang hari besar keagamaan ketika permintaan melonjak.

Wahyu juga menilai, pemerintah juga perlu hati-hati dalam melakukan kebijakan seperti kenaikan bahan bakar minyak atau tarif dasar listrik yang sering menjadi pemicu inflasi. ***3***

 

Pewarta: Evalisa Siregar

Editor : Ribut Priadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015