Kuwait City, 21/1 (Antara/AFP) - Harga minyak tidak mungkin jatuh
lebih lanjut setelah terjun hampir 60 persen sejak Juni, Menteri Perminyakan Irak Adel Abdul Mahdi, mengatakan pada Rabu.

"Perkiraan kami bahwa harga telah mencapai titik terendahnya. Itu sangat sulit untuk jatuh lebih rendah dari ini," Abdul Mahdi mengatakan pada sebuah konferensi di Kuwait.

"Kami tidak menemukan pembenaran yang nyata untuk penurunan besar dan terus-menerus dalam harga minyak," kata menteri Irak.

"Sejumlah faktor akan bekerja untuk memperbaiki harga minyak naik."
Minyak berbalik naik di perdagangan Asia pada Rabu karena para pedagang membeli komoditas di harga lebih murah menyusul penurunan mendekati posisi terendah enam tahun, kata para analis.

Namun para analis tidak memperkirakan kebangkitan harga minyak akan bertahan, karena melemahnya permintaan global dan berlimpahnya pasokan tidak menunjukkan tanda-tanda mereda.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret naik 44 sen pada 46,91 dolar AS dalam perdagangan sore. Kontrak Februari berakhir pada Selasa di 46,39 dolar AS, turun 2,30 dolar AS dari hari sebelumnya dan tidak jauh dari tingkat terendah sejak Maret 2009.

Minyak mentah Brent North Sea untuk Maret, acuan internasional, bertambah 44 sen menjadi 48,42 dolar AS.

Menteri Irak mengatakan harga minyak yang rendah saat ini akan melumpuhkan bagian dari produksi biaya tinggi, terutama minyak serpih (shale oil).

Ini mungkin mengurangi jumlah surplus produksi saat ini yang diperkirakan sebesar 2,5 juta barel per hari, dan mendukung harga, kata dia.

Penambang terbesar dunia BHP Billiton mengatakan pada Rabu bahwa pihaknya mengurangi operasi rig minyak serpih AS sebesar 40 persen karena kemerosotan harga, tetapi produksi masih diperkirakan akan meningkat untuk tahun keuangan ini.

BHP mengatakan akan mengurangi jumlah rig dari 26 menjadi 16 pada akhir Juni. Volume serpih masih diperkirakan tumbuh sekitar 50 persen selama periode tersebut.

(Uu.SYS/B/A. Suhendar/C/S. Suryatie)

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015