"Kami melihat ada mafia yang bemain dalam penyaluran tabung gas LPG 3 Kg di Tanjungbalai ini bahkan harga yang tinggi dan bervariasi disebabkan Pemko Tanjung Balai belum menetapkan HET terbaru,"kata Kordinatator Himpunan Swasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Tanjung Balai-Asahan Alpian, kepada pers. Rabu.

Menurutnya, ada informasi dari masyarakat  terkait beredarnya tabung gas milik Labuhan Batu dan Asahan di kota Tanjung Balai. Tapi belum dilengkapi dengan bukti pendukung.

Beberapa agen dan pengisian tabung gas juga diduga melakukan pelanggaran dalam penyaluran tabung gas. Namun untuk melakukan tindakan perlu bukti.

Bila memang terbukti, maka agen atau pangkalan pemilik tabung itu dapat ditindak. Untuk itu, jika masyarakat menemukan penyimpangan penyaluran LPG tabung 3 kg dengan bukti yang akurat, diminta melaporkan kepada pihaknya.

Ia melanjutkan, selain melibatkan mapia, dugaan meimpangan penyaluran tabung gas LPG 3 Kg di Tanjung Balai juga didukung kinerja Pemkot setempat  yang belum mengeluarkan Harga Eceran Tertinggi (HET). Sehingga harga ditingkat masyarakat menjadi bervariasi.

Kabag Perekonomian Pemko Tanjung Balai, Yusuf, mengatakan HET tabung gas LPG 3 Kg di daerah itu masih menggunakan HET lama yang dikeluarkan Pertamina yakni Rp.12.750/tabung.

'Belum ada HET baru. Karenanya masih berlaku HET lama yakni Rp.12.750/tabung. Kami akan kaji ulang penetapan HET yang sesuai untuk Tanjung Balai," katanya.

Informasi dihimpun dan pantauan dilapangan,  harga LPG tabung 3 Kg dimasyarakat saat ini sudah mendekati harga Rp.20.000/tabung.

Tabung  yang beredar di Tanjung Balai ditandai  tutup berwarna dengan perusahaan pengisian tabung serta agen penyalur wilayah setempat. Namun, tabung yang beredar tidak saja berasal dari Tanjung Balai. Akan tetapi ada yang bermerek Asahan dan Labuhan Batu Utara. (Yan)

Pewarta: Yan Aswika

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2014