Medan, 5/8 (Antara) - Medan akan menjadi kota yang penuh "sesak" akibat tidak berimbangnya perluasan ruas jalan dengan pertambahan kendaraan yang mencapai ribuan unit setiap bulannya.

"Medan bakal sesak, bahkan akan menjadi 'lahan parkir' terluas di dunia," kata anggota Komisi D Bidang Pembangunan DPRD Sumut Tunggul Siagian di Medan, Selasa.

Menurut Siagian, sebagai salah satu kota besar di Indonesia, Medan memang diakui mengalami kemajuan pembangunan yang pesat dengan berdiri seratusan gedung besar.

Pembangunan gedung tersebut diikuti dengan pertambahan kendaraan jenis mobil yang jumlahnya diperkirakan mencapai 1.000 unit setiap bulannya.

Sedangkan pertambahan sepeda motor di Kota Medan diperkirakan lebih banyak karena mudahnya proses perkreditan yang diberikan berbagai perusahaan kredit.

Namun sayangnya, pertambahan kendaraan tersebut tidak diiringi perluasan jalan sehingga Kota Medan semakin macet, bahkan diperkirakan bakal semakin parah dalam empat tahun mendatang.

"Dalam tiga atau tahun mendatang, mungkin kendaraan akan sulit bergerak lagi Medan," katanya.

Ia mengatakan, Pemkot Medan harus segera mengambil kebijakan untuk mengurangi potensi kesesakan tersebut belum kondisinya benar-benar sulit diatasi lagi.

Jika tidak mampu memperlebar dan menambah ruas jalan, Pemkot Medan harus mampu mengeluarkan kebijakan yang dapat membatasi pertumbuhan kendaraan.

Kebijakan lain, kantor gubernur Sumut dan balai kota Medan harus dapat dipindahkan dari inti kota karena menjadi salah satu faktor utama arus lalu lintas dengan banyaknya pegawai yang menggunakan mobil.

"Jadi, kalau memang benar-benar serius, kita harus memulai dari internal pemerintahan dulu," kata politisi Partai Demokrat itu.

Setelah itu, kata Siagian, Pemkot Medan harus dapat memindahkan berbagai lembaga pendidikan dari inti kota yang menjadi "penyumbang" kemacetan di Medan.

Kondisi itu dapat dilihat dari setiap pagi, siang, dan sore hari dengan banyaknya kendaraan yang parkir di depan lembaga pendidikan yang tersebar di berbagai lokasi di Kota Medan.

Keberadaan kantor pemerintahan dan lembaga pendidikan di inti kota tersebut menyebabkan potensi kemacetan lalu lintas di Kota Medan sangat sulit diurai.

"Saatnya Medan harus malu dari Palembang yang mampu menertibkan lalu lintasnya. Sudah habis kebanggaan kita menjadi orang Medan," katanya.

Selain pertambahan kendaraan yang tidak seimbang dengan perluasan jalan, keberadaan kantor pemerintahan dan lembaga pendidikan, potensi kesesakan Kota Medan juga disebabkan belum tuntasnya pembangunan jalan lingkar (ringroad) secara keseluruhan meski pembangunannya sudah berlangsung sejak 10 tahun lalu.

Akibatnya, kata Siagian, warga yang datang dari daerah luar harus masuk inti kota jika ingin menuju lokasi tertentu di Kota Medan.

"Makanya tidak heran jika Kota Medan semakin macet. Warga luar kota tidak memiliki jalur untuk memutar," katanya. ***3***
(T.I023/B/Z. Abdullah/Z. Abdullah)

Pewarta: Irwan Arfa

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2014