Bonatua Lunasi, Sumut, 31/3 (Antara) - Sekitar 80 hektare sawah di Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara, terancam gagal panen akibat kemarau panjang selama beberapa bulan terakhir di daerah itu.
"Musim kemarau berkepanjangan pada tahun ini mengakibatkan sejumlah areal persawahan retak-retak," ujar Kades Nagatimbul Timur, Doglas Naiborhu di Bonatua Lunasi, Senin.
Ia memperkirakan jika hingga akhir bulan ini tidak turun hujan, maka kemungkinan besar para petani di daerah tersebut akan mengalami gagal panen.
Sebab, kata dia, saat ini tanaman padi sudah mulai menguning dan sedang memasuki masa primordial, sehingga sangat memerlukan pupuk dan curah hujan dalam proses pembentukan bulir.
"Dinas Pertanian setempat perlu turun tangan untuk mengatasi permasalahan petani, sebab musim kemarau kering tersebut berpotensi memicu terjadinya gagal panen," kata Doglas.
Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Kecamatan Bonatua Lunasi Wiston Sinaga menyebutkan, untuk mengatasi keluhan para petani tersebut, pihak Dinas Pertanian setempat akan membuat program pompanisasi sekitar 10 unit guna menyalurkan air langsung ke irigasi.
Dikatakannya, sumur bor berkedalaman paling maksimal 50 meter akan dibuat. Sebab, sumur bor milik warga rata-rata hanya memiliki kedalaman berkisar 15 meter.
Dengan demikian, kata dia, problem kekurangan air akibat musim kering yang melanda tahun ini diperkirakan bisa teratasi.
Menurut Wiston, selama ini sumber air pegunungan cukup untuk digunakan mengaliri sekitar 1.227 hekjtar lawan sawah yang ada di kecamatan itu.
Dijelaskannya, indeks pertanaman padi di daerah tersebut hanya 1 dengan rata-rata produksi mencapai 6 ton per hektar, sedikit di bawah produksi rata-rata nasional (6.5-7 ton per hektare). "Mudah-mudahan jangan sampai terjadi gagal panen," kata Wiston. ***3***
Masduki Attamami (T.KR-JRD/B/M. Attamami/M. Attamami) 31-03-2014 13:10:57
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2014
"Musim kemarau berkepanjangan pada tahun ini mengakibatkan sejumlah areal persawahan retak-retak," ujar Kades Nagatimbul Timur, Doglas Naiborhu di Bonatua Lunasi, Senin.
Ia memperkirakan jika hingga akhir bulan ini tidak turun hujan, maka kemungkinan besar para petani di daerah tersebut akan mengalami gagal panen.
Sebab, kata dia, saat ini tanaman padi sudah mulai menguning dan sedang memasuki masa primordial, sehingga sangat memerlukan pupuk dan curah hujan dalam proses pembentukan bulir.
"Dinas Pertanian setempat perlu turun tangan untuk mengatasi permasalahan petani, sebab musim kemarau kering tersebut berpotensi memicu terjadinya gagal panen," kata Doglas.
Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Kecamatan Bonatua Lunasi Wiston Sinaga menyebutkan, untuk mengatasi keluhan para petani tersebut, pihak Dinas Pertanian setempat akan membuat program pompanisasi sekitar 10 unit guna menyalurkan air langsung ke irigasi.
Dikatakannya, sumur bor berkedalaman paling maksimal 50 meter akan dibuat. Sebab, sumur bor milik warga rata-rata hanya memiliki kedalaman berkisar 15 meter.
Dengan demikian, kata dia, problem kekurangan air akibat musim kering yang melanda tahun ini diperkirakan bisa teratasi.
Menurut Wiston, selama ini sumber air pegunungan cukup untuk digunakan mengaliri sekitar 1.227 hekjtar lawan sawah yang ada di kecamatan itu.
Dijelaskannya, indeks pertanaman padi di daerah tersebut hanya 1 dengan rata-rata produksi mencapai 6 ton per hektar, sedikit di bawah produksi rata-rata nasional (6.5-7 ton per hektare). "Mudah-mudahan jangan sampai terjadi gagal panen," kata Wiston. ***3***
Masduki Attamami (T.KR-JRD/B/M. Attamami/M. Attamami) 31-03-2014 13:10:57
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2014