Oleh Evalisa Siregar

Medan, 16/2 (Antara) - Jumlah deposito di perbankan Sumatera Utara tahun lalu bertumbuh pesat atau 19,39 persen secara year on year yang dipicu naiknya suku bunga .

"Tahun 2012 pertumbuhan deposito masih 5,17 persen. Pertumbuhan yang signifikan itu dipicu naiknya suku bunga deposito," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesa (BI) Wilayah IX (Sumut-Aceh) Hari Utomo di Medan, Minggu.

Suku bunga deposito naik 1, 4 persen sehingga pada bulan Desember berada di angka 6,76 persen.

Kenaikan BI rate yang mendorong naiknya suku bunga deposito dan tidak diikuti oleh kelompok tabungan dan giro telah membuat lonjakan simpanan dana pihak ketiga (DPK) dari deposito.

Hari tidak menyebutkan berapa total dana pihak ketiga (DPK) khususnya deposito hingga akhir 2013 dengan alasan tidak ingat pasti.

Namun, dengan kenaikan itu, "share" deposito pada DPK perbankan Sumut tahun lalu makin besar atau 42,5 persen. Padahal, biasanya DPK perbankan Sumut selalu didominasi dalam bentuk produk tabungan.

Data BI per Agustus, misalnya, besaran tabungan sudah mencapai Rp60,74 triliun dari total simpanan pihak ketiga yang sejumlah Rp141,44 triliun.

Setelah tabungan, dana simpanan pihak ketiga terbesar per Agustus 2013 adalah deposito sejumlah Rp56,22 triliun dan giro Rp24,48 triliun.

"Yang pasti, BI terus berupaya meningkatkan jumlah tabungan dengan meminta perbankan melakukan jemput bola ke tengah masyarakat agar pendanaan untuk kredit juga tetap bisa memenuhi kebutuhan," katanya.

Potensi tabungan masih cukup besar terbukti masih belum sebandingnya rekening penabung dibandingkan jumlah penduduk.

Per Agustus, tercatat suku bunga untuk tabungan sebesar 2,05 persen, deposito 5,54 persen, dan jasa giro sebesar 2,32 persen.

Sekretaris Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sumut Laksamana Adiyaksa mengemukakan bahwa melihat situasi perekonomian yang masih kurang menguntungkan, pengusaha memang masih memilih menyimpan dana dalam berbagai bentuk investasi, termasuk deposito.

Dengan situasi krisis global yang masih dirasakan dan ada agenda politik, yakni pemilu, pengusaha masih menunda melakukan investasi baru dan termasuk menambah atau memperluas investasi.

"Wait and see (menunggu dan melihat) khususnya pada pemilu lazim dilakukan pengusaha di negara mana pun," katanya.

Perbankan harusnya melihat itu sebagai salah satu peluang untuk meningkatkan jumlah DPK.

***2*** D.Dj. Kliwantoro (T.E016/B/D. Kliwantoro/D. Kliwantoro) 16-02-2014 18:57:28

Pewarta: Evalisa Siregar

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2014