Pematangsiantar, 13/12 (Antarasumut) – Perayaan hari besar umat Kristiani dan pergantian tahun diyakini tidak akan terlalu berpengaruh pada inflasi di Kota Pematangsiantar.

“Natal dan Tahun Baru dampaknya tidak begitu besar jika melihat tren dari tahun ke tahun. Beda ketika hari Raya, sangat berpengaruh,” kata Manajer Tim Kajian Statistik dan Survei Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Pematangsiantar, Fransiska Sihaloho, Jumat.

Begitu pun Fransiska mengingatkan tim pengendali inflasi di kota ini untuk tetap mewaspadai kenaikan bahan makanan, apalagi dalam dua bulan terakhir ini (Oktober dan Nopember) angka inflasi di Pematangsiantar sangat tinggi.
“Bahkan tertinggi se Provinsi Sumatera Utara mencapai 1,39 persen secara bulanan dan tahunan 12,58 persen lebih tinggi dari tahun 2011 dan 2012,” kata Fransiska.

Sedangkan untuk total tahunan atau tahun kalender 2013 sampai bulan Nopember sudah mencapai 11.33 persen, terbilang tinggi dibandingkan tahuan 2012 yang mencapai 3,57 persen, ujar Fransiska Sihaloho.

Sementara Kasie Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Pematangsiantar Rossy Hutapea menyebutkan naiknya harga kelompok bumbu-bumbuan menjadi penyumbang terbesar kenaikan inflasi di kota ini yang mencapai 1,09 persen.

“Harga cabai merah, bawang merah dan tomat buah pada bulan Oktober dan Nopember cukup tinggi sehingga mempengaruhi inflasi. Kalau kelompok lainnya stabil sekitar nol koma persenan,” sebut Rossy.

Pewarta: Waristo

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2013