Toba Samosir, 22/9 (Antarasumut) - Arus lalu lintas di jalur lintas Sumatera (jalinsum) Sera-sera, Kecamatan Girsang, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara rawan macet, karena kondisi jalan sekitar jembatan penghubung rangka besi (bailey) rusak berat dan berpotensi membahayakan pengendara saat melewatinya.
"Arus lalu lintas di jembatan bailey tersebut sering macet akibat kerusakan jalan yang sudah cukup lama sejak November 2012," kata anggota DPRD Toba Samosir, Syamsudin Manurung di Lumbanjulu, Minggu.
Menurut dia, jembatan portable sepanjang 27 meter yang dikerjakan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara yang mampu menahan beban seberat 15 ton itu sudah saatnya diganti dengan jembatan permanen, agar lalu lintas dari dua arah lebih lancar.
Pembangunan jembatan permanen akan mempermudah pengguna jalan, sehingga kejadian terputusnya arus transportasi yang menghubungkan Kabupaten Simalungun dan Toba Samosir, seperti pada Rabu (22/2) tidak sampai terulang kembali.
Disebutkannya, akibat peristiwa terputusnya jalan tersebut, dulu arus lalu-lintas sempat dialihkan melalui jalan alternatif dari desa Simpang Palang menuju Nagori Sipangan Bolon Kecamatan Girsang, yang hanya dapat dilalui jenis kendaraan kecil.
Politisi Partai Hanura itu mengaku, dirinya sering merasa was-was dan khawatir saat melintas di jembatan bailey tersebut, karena sepanjang kiri-kanan jembatan yang letaknya persis di tikungan jalan, terdapat jurang berkedalaman lebih kurang 50 meter.
Ditambahkannya, badan jalan atau Daerah Milik Jalan (DMJ) di sebelah jembatan baley yang selama ini digunakan sebagai jalan alternative, kondisinya pun sudah sangat memprihatinkan.
Memang, lanjut Syamsudin, hingga kini jalan penghubung alternative tersebut masih dapat dilalui kenderaan, namun dikhawatirkan pada akhirnya akan turut amblas, apalagi sering dilintasi truk bertonase berat.
"Pihak Pemerintah perlu segera turun tangan menyempurnakan lintasan jalan di sekitar jembatan bailey Sera-sera, mengingat jalan tersebut merupakan jalur penghubung utama antara Kabupaten Simalungun dengan Toba Samosir," ujarnya.
Sementara itu, Petugas Pengamat Jalan dan Jembatan Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Sumatera Utara, A.Pakpahan menyebutkan, pihaknya memasang jembatan bailey agar arus lalu lintas di kawasan Sera-sera bisa lebih lancar.
Idealnya, menurut dia, kendaraan besar bertonase berat, perlu menggunakan lintasan dari desa Sitahoan, tembus hingga ke Simpang Palang menuju Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun, agar kondisi jalan sekitar jembatan baley tidak rusak.
"Truk bermuatan lebih dari 15 ton tidak mungkin bisa melintasi jembatan bailey, sehingga pada akhirnya harus menggunakan lintasan Sitahoan hingga ke Simpang Palang," kata Pakpahan. (IN)
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2013
"Arus lalu lintas di jembatan bailey tersebut sering macet akibat kerusakan jalan yang sudah cukup lama sejak November 2012," kata anggota DPRD Toba Samosir, Syamsudin Manurung di Lumbanjulu, Minggu.
Menurut dia, jembatan portable sepanjang 27 meter yang dikerjakan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara yang mampu menahan beban seberat 15 ton itu sudah saatnya diganti dengan jembatan permanen, agar lalu lintas dari dua arah lebih lancar.
Pembangunan jembatan permanen akan mempermudah pengguna jalan, sehingga kejadian terputusnya arus transportasi yang menghubungkan Kabupaten Simalungun dan Toba Samosir, seperti pada Rabu (22/2) tidak sampai terulang kembali.
Disebutkannya, akibat peristiwa terputusnya jalan tersebut, dulu arus lalu-lintas sempat dialihkan melalui jalan alternatif dari desa Simpang Palang menuju Nagori Sipangan Bolon Kecamatan Girsang, yang hanya dapat dilalui jenis kendaraan kecil.
Politisi Partai Hanura itu mengaku, dirinya sering merasa was-was dan khawatir saat melintas di jembatan bailey tersebut, karena sepanjang kiri-kanan jembatan yang letaknya persis di tikungan jalan, terdapat jurang berkedalaman lebih kurang 50 meter.
Ditambahkannya, badan jalan atau Daerah Milik Jalan (DMJ) di sebelah jembatan baley yang selama ini digunakan sebagai jalan alternative, kondisinya pun sudah sangat memprihatinkan.
Memang, lanjut Syamsudin, hingga kini jalan penghubung alternative tersebut masih dapat dilalui kenderaan, namun dikhawatirkan pada akhirnya akan turut amblas, apalagi sering dilintasi truk bertonase berat.
"Pihak Pemerintah perlu segera turun tangan menyempurnakan lintasan jalan di sekitar jembatan bailey Sera-sera, mengingat jalan tersebut merupakan jalur penghubung utama antara Kabupaten Simalungun dengan Toba Samosir," ujarnya.
Sementara itu, Petugas Pengamat Jalan dan Jembatan Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Sumatera Utara, A.Pakpahan menyebutkan, pihaknya memasang jembatan bailey agar arus lalu lintas di kawasan Sera-sera bisa lebih lancar.
Idealnya, menurut dia, kendaraan besar bertonase berat, perlu menggunakan lintasan dari desa Sitahoan, tembus hingga ke Simpang Palang menuju Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun, agar kondisi jalan sekitar jembatan baley tidak rusak.
"Truk bermuatan lebih dari 15 ton tidak mungkin bisa melintasi jembatan bailey, sehingga pada akhirnya harus menggunakan lintasan Sitahoan hingga ke Simpang Palang," kata Pakpahan. (IN)
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2013