Jakarta, 4/7 (Antara) - Kementerian Komunikasi dan Informatika meminta seluruh operator telekomunikasi di Indonesia untuk responsif serta terus menyampaikan "up date" informasi kondisi layanan dan merespons secepat mungkin terhadap pertanyaan masyarakat terkait dengan gempa yang melanda Aceh.

"Berdasarkan pengalaman sejumlah bencana alam, maka kepada para penyelenggara telekomunikasi untuk terus menyampaikan 'up date' informasi kondisi layanan dan merespons secepat mungkin terhadap pertanyaan masyarakat," kata Kepala Pusat Informasi dan Humas Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Gatot S. Dewa Broto di Jakarta, Kamis.

Informasi penting, kata Gatot, perlu disampaikan mengingat cukup banyaknya pertanyaan yang masuk ke kementeriannya sehingga menjadi kewajiban pula bagi pihaknya sebagai badan publik untuk sesegera mungkin meresponsnya secara lengkap sebagaimana diatur di dalam Pasal 10 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.

Pada tanggal 2 Juli 2013, terjadi musibah gempa bumi yang berkekuatan 6,2 skala Richter sekitar pukul 14.37 WIB yang berpusat di Bener Meriah, Aceh.

Setelah itu, terjadi gempa susulan berkekuatan 5,5 SR berpusat di daerah yang berada sekitar 27 kilometer sebelah barat daya Kabupaten Bener Meriah, tetangga Aceh Tengah dengan pusat gempa berada di kedalaman 10 km.

"Sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawab, Kementerian Kominfo telah melakukan koordinasi secara cepat dengan para komunitas telekomunikasi," katanya.

Pihaknya memantau pada interval 10 menit setelah terjadinya gempa bumi hingga sekitar dua jam berikutnya (pukul 16.37 WIB) telah terjadi lonjakan trafik telekomunikasi yang relatif cukup tinggi, baik yang "incoming" maupun "outgoing".

Menurut Gatot, hal itu sangat dimungkinkan karena komunikasi antarkeluarga, koordinasi antarinstansi, koordinasi lintas internal media, dan berbagai komunikasi lainnya.

"Komunikasi telekomunikasi sempat terganggu adalah benar. Namun, tidak sampai terputus total, dan tidak ada kerusakan infrastruktur telekomunikasi yang berarti," katanya.

Adanya gangguan komunikasi, menurut dia, semata-mata hanya karena sempat terjadinya kelangkaan suplai catu daya listrik di satu BTS saja yang berada tidak jauh dari lokasi gempa bumi.

Namun, kemudian dapat di-"back up" dengan penggunaan genset dan baterai yang tersedia.

"Di luar kontribusi penyelenggara telekomunikasi, Kementerian Kominfo sejak kemarin malam dan hingga kini terus mendorong ORARI dan RAPI di Aceh dan sekitarnya, khususnya untuk mengatasi masalah komunikasi di daerah-daerah terpencil yang belum tersentuh fasilitas telekomunikasi," katanya.

Pihaknya juga berjanji akan terus melakukan monitoring dan koordinasi dengan para komunitas telekomunikasi terhadap komunikasi.

Apalagi, mengingat kondisi bencana alam cukup sering terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia, Kementerian Kominfo meminta para komunitas telekomunikasi tetap berkomitmen bersama pihaknya untuk membantu Badan Nasional Penanggulangan Bencana sesuai dengan prosedur tetap masing-masing dalam menghadapi bencana alam.(H016)

Pewarta: Hanni Sofia

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2013