Pekanbaru, 24/6 (Antara) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Pekanbaru menyatakan satelit pemantau cuaca dan panas bumi (NOAA) pada Minggu sore (23/6) mendeteksi pertambahan jumlah titik panas di Sumatera dari 118 menjadi 227.

"Terbanyak tetap masih berada di Riau yakni mencapai 159 titik. Jumlah ini juga meningkat jauh dibandingkan hari sebelumnya (Sabtu 22/6) yang masih sekitar 95 titik," kata analis BMKG Stasiun Pekanbaru, Warih Budi Lestari kepada Antara di Pekanbaru, Senin.

Selain di Riau, kata Warih, pada Minggu (23/6), NOAA juga mendeteksi keberadaan "hotspot" di wilayah Sumatera Barat yakni mencapai 21 titik, kemudian Sumatera Selatan (15 titik), Sumatera Utara (12, Jambi (11), Bengkulu (6) dan Aceh terdeteksi tiga titik panas.

Khusus di Riau, demikian Warih, ratusan "hotspot" tersebar di seluruh wilayah kabupaten dan kota tanpa terkecuali.

Terbanyak berada di Kabupetan Rokan Hulu yakni mencapai 41 titik, kemudian Pelalawan (35 titik), Siak (22)< serta Bengkalis dan Kuantan Singingi masing-masing terdeteksi 11 tititk panas.

NOAA juga mendeteksi "hotspot" di wilayah Kabupaten Kampar sebanyak 9 titik, kemudian Rokan Hulu dan Indragiri Hulu masing-masing delapan titik panas.

Sementara sisanya, kata Warih, terdeteksi oleh NOAA berada Kota Dumai sebanyak tujuh titik, Kabupaten Indragiri Hilir lima titik, serta Pekanbaru dan Meranti masing-masing terdapat dari titik panas.

"Pemicu bertambahnya titik panas di Sumatera khususnya Riau disebabkan temperatur siang pada Minggu (23/6) yang memang cukup parah," katanya.

Warih menjelaskan, temperatur udara sebagian besar Riau dalam satu pekan terakhir tergolong ekstrem atau jauh berada di atas rata-rata pada kondisi normal.

"Kondisi demikian sebaiknya diwaspadai, masyarakat diimbau untuk tidak melakukan pembakaran lahan untuk memperluas areal berkebunannnya," demikian Warih.(KR-FZR)

Pewarta: Fazar Muhardi

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2013