Camat Kecamatan Angkola Sangkunur M.Zein Ritonga mengutarakan hal tersebut saat Antarasumut menanyakan kondisi terkini banjir melalui selularnya, Jumat.
Dia menjelaskan genangan air yang merendam ratusan rumah dan fasilitas umum di Desa Sibara-bara sudah surut sekarang ketinggian air berkisar 10 centimeter. Proses belajar mengajar di sejumlah sekolah juga sudah aktif kembali.
Sama halnya dengan Desa Bandar Tarutung ketinggian genangan air hanya sekitar 15 centimeter," ketinggian air saat banjir pekan lalu di kedua desa ini sempat mencapai 1 meter bahkan lebih," katanya.
Justeru dia khawatir dengan keberadaan tanggul sungai belasan meter di Taman Sari di Kecamatan Batangtoru yang pecah akibat terjangan banjir pekan lalu akan menjadi penyebab desa desa di wilayah kerjanya bisa kembali dilanda banjir mengingat cuaca yang kurang belum bersahabat.
Kemudian ketinggian air di lingkungan RT I dan II Rianiate yang posisinya dihilir berdekatan dengan danau Siais tinggal sekitar 30 centimeter dibanding saat banjir Selasa (6/12) mencapai 1-1,5 meter.
"Sejumlah besar warga kelurahan Rianiate sudah mulai bersih-bersih dan sudah mulai menempati kembali rumahnya dan sebagiannya lagi masih bertahan ditenda-tenda darurat dan rumah warga yang aman dari banjir," katanya.
"Khusus RT satu dan dua setiap tahunnya sudah menjadi langganan banjir diakibatkan luapan air danau Siais yang pada musim penghujan tidak mampu menampung derasnya debit air Sungai Batang Toru sungai terbesar di Tapsel,"sebutnya.
Menurut dia Kecamatan Angkola Sangkunur khususnya Desa Sibara-bara, Bandar Tarutung, dan Kelurahan Rianiate daerah yang dikenal cukup rawan banjir kiriman, mengingat posisinya di hilir daerah aliran sungai Batangtoru dan beberapa anak sungai.
Kepala pelaksana BPBD Tapanuli Selatan Ahmad Ibrahim Lubis kepada Antarasumut mengatakan pihaknya pro aktif memonitoring kondisi lapangan sekaligus mewanti-wanti pabila bencana terjadi diwilayah kerjanya.
"BPBD dengan tim relawan dibantu sejumlah aparat TNI/Polri bersama Dinas Kesehatan sudah memasang sejumlah tenda darurat, menyediakan air bersih, dan dapur umum dilokasi rawan bencana di Angkola Sangkunur," katanya.
Pun demikian mengingat cuaca ekstrim dan sulit diprediksi Bupati Tapanuli Selatan Syahrul M.Pasaribu gencar mengimbau agar warga yang berlokasi di daerah-daerah rawan bencana banjir dan longsor lebih waspada.
Salah satu tokoh masyarakat Kelurahan Rianiate Jalal Nasution (52) juga menyebut bencana banjir tahun ini lebih parah dibanding sebelum-belumnya.
"Kami sudah terbiasa dengan kondisi banjir demikian bisa dua-tiga kali dalam setahun kami mengalaminya tetapi tahun ini kami rasa paling parah," sebutnya.
Dia juga mengatakan ruas jalan nasional pantai barat menghubungkan Batangtoru-Madina sepanjang sekitar 500 meter di Kelurahan Angkola Sangkunur masih belum bisa dilewati kenderaan bermotor disebabkan air menggenangi badan jalan mencapai lebih 60 centimeter.
"Harapan kita hujan hulu dan hilir berhenti agar air yang ada di danau Siais tidak meluap yang mengakibatkan puluhan rumah di kelurahan Sangkunur terendam," harapnya.