Asahan, Sumut, 18/8, (Antarasumut) – Pengawasan perairan di wilayah Kabupaten Asahan yang dilakukan pihak berwenang dinilai masih lemah, hal ini dibuktikan banyaknya beroperasi kapal tank kerang atau pukat trawl.
Banyaknya beroperasi kapal yang dinilai melanggar aturan tersebut membuat para nelayan tradisional kehilangan pencairan dan bahkan berdampak dengan rusaknya ekosistem laut. Penilaian tersebut terungkap dalam rapat dengar pendapat DPRD Asahan bersama pihak Satuan Kerja (Sakar) PSDKP, Lanal Asahan Tanjung Balai, UPT Dinas Perkinanan dan Kelauatan Provinsi serta nelayan kerang tradisional, Kamis di gedung dewan setempat.
Rapat yang dipimpin ketua Komisi B DPRD Asahan, Mapilindo MPd mengatakan bahwa hasil rapat menyimpulkan, kasus yang menimpa ratusan nelayan kerang tradisional terhadap keberadaaan tank kerang dikarenakan kurangnya pengawasam. Maka itu diminta pihak yang berwenang untuk melakukan pengawasanya dengan benar.
“ Pengawasan dan tindakan ada di pada Satker PSDKP dan pihak Lanal. Maka itu kedepan kita harapkan pengawasan lebih diperketat serta ditertibkan kapal-kapal yang tidak sesuai prosedur,†ucap Mapilindo.
Mapilindo mengatakan kurangnya pengawasan dikarenakan kurangan personel atau petugas melakukan pengawasan sementara itu daerah perairan yang harus di awasi cukup panjang.
“ Bila nelayan melihat aksi kapal tank kerang tersebut dapat langsung melaporkan aksi tersebut kepada satker dan Lanal, agar laporan ditindak lanjuti,†ucap Mapilindo sembari mengatakan pihak satker PSDKP meninggalakan nomor HP yang dapat dihubungi.
Kemudian secara tegas Mapilindo mengatakan kepada pihak nelayan bila ada yang membacking kasus tersebut segera dilaporkan kepada DPRD agar ditindak lanjuti keatasanya. Bila pihak PSDKP melakukan pembacking akan diminta untuk dicopot.
Dari pantauan rapat, pihak nelayan sedikit pesimis dengan hasil rapat, pasalnya banyak laporan yang dilakukan nelayan jarang ditindak lanjuti, bahkan ada kapal tank kerang yang telah ditangkap kembali dilepas.
†Ini akibat kurangnya peduli kita terhadap laut Asahan. Mereka hanya peduli kepentingan sendiri. Sementara kami hanya butuh makan saja bukan kaya,†cetus salah satu perwakilan nelayan Syamsul didampingi sejumlah nelayan lainya.
Terkait lemahnya pengawasan, pihak PSDKP, P Siregar membenarkan bahwa mereka kekurangan personel dalam pengawasan, ditambah lagi waktu yang diberikan turun beroperasi masih minim, jumlah kapal cukup banyak yang beroperasi.
Dipertengah rapat, mewakili Danlanal sedkit emosi dengan suara tinggi sambil menunjuk jari kearah nelayan yang mengatakan pihak angkatan tidak peduli terhadap keberadaan kapal tank kerang tersebut. Namun suasana dapat direndam oleh pimpinan sidang.
Pengawasan Perairan di Asahan Masih Lemah
Jumat, 19 Agustus 2016 10:11 WIB 2015
“ Pengawasan dan tindakan ada pada Satker PSDKP dan pihak Lanal. Maka itu kedepan kita harapkan pengawasan lebih diperketat serta ditertibkan kapal-kapal yang tidak sesuai prosedur,â€